Monday, September 26, 2011

-Dakwah bukan jalan MUDAH-


Benar.. Ia memang bukan jalan mudah..
Ia hanya tersedia buat pemuda dan pemudi pilihan Allah..

Yang tertib solatnya..
Yang tinggi akhlak dan budi pekertinya..
Yang jundi jiwanya..
Yang mantop dan jelas fikrahnya..
Yang erat hubungannya dengan manusia apatah lagi dengan Pencipta..             
Jalan dakwah ini tidak tersedia buat mereka yang bersifat sebaliknya..
Namun andai diri terpilih untuk berjuang di jalan Allah..
Islahlah diri dan tetaplah bermujahadah..
Basahkan hati dengan cinta Allah..
Kerna hati jundi yang mati..  tidak mampu menyembuhkan hati mad’u yang sakit..
Apatah lagi menghidupkan hati mad’u yang telah mati..
Jangan biar diri menjadi fitnah kepada perjuangan fillah..

Futur itu fitrah..
Andai sampai satu saat nanti kita lelah dan lemah..
Jangan biar diri lari dari perjuangan fillah..
Teruskan menjadi jundi Allah..
Biarkan diri kita terus dipegang erat olehNya..
Yang penting peganglah erat kunci mujahadah..
~Islah diri dan ajaklah yang lain~

Bercakap memang mudah.. Praktikal itu yang payah..  Jadi, bermujahadahlah wahai Jundi Allah~

Saturday, July 23, 2011

Khutbah Rasulullah Menyambut Ramadhan

“Wahai manusia, sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yg paling utama.

Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tetamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya.

Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu, kelaparan dan kehausan di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya. Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu.

Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.

Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa)-mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.

Ketahuilah, Allah Ta’ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengadzab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabbal-alamin.

Wahai manusia, barangsiapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu.

(Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, tidaklah kami semua mampu berbuat demikian.” Rasulullah meneruskan khotbahnya, “Jagalah dirimu dari api neraka walau pun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walau pun hanya dengan seteguk air.”)

Wahai manusia, siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini, ia akan berhasil melewati Sirathal Mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat. Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barangsiapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain.

Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.

Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu.”

(Aku –Ali bin Abi Thalib yang meriwayatkan hadits ini– berdiri dan berkata, “Ya Rasulullah, apa amal yang paling utama di bulan ini?” Jawab Nabi, “Ya Abal Hasan, amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah”.)

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2007/08/224/khutbah-rasulullah-menyambut-ramadhan/

Tuesday, June 28, 2011

Cabaran Akan Menyuburkan Keimanan

Kehidupan ini sememangnya tidak boleh dipisahkan daripada cabaran, masalah, dugaan, pancaroba, mehnah dan tribulasi serta perkara-perkara yang sedaerah dengannya. Seperti cinta, cabaran juga merupakan fitrah kepada kehidupan seorang manusia. Tiada manusia yang hidup tanpa cabaran, ujian dan masalah.

Lain orang lain cabarannya, lain umur lain masalahnya, lain jantina lain dugaannya, lain jawatan lain tribulasinya. Semua manusia akan menghadapi masalah, walaupun dia bersembunyi di dalam tanah, walaupun dia lari ke hujung bima sakti, walaupun dia berkubu di sebalik besi. Masalah dengan kehidupan itu fitrah. ALLAH memang akan menurunkan ujian kepada kita.

Sebenarnya, kalau kita kembali kepada ALLAH, ALLAH s.w.t. itu tidak menciptakan sesuatu dengan sia-sia. Dia juga tidak akan memberikan kita dugaan, cabaran, ujian dengan sengaja tanpa matlamat dan tujuan. Sebagai Mukmin yang yakin dan bersangka baik kepada ALLAH, maka kita perlu mengambil segala cabaran dan ujian dalam kehidupan kita sebagai batu loncatan untuk memperkuatkan iman kita.

ALLAH s.w.t. berfirman dalam surah al-‘Ankabut, ayat 1-3 yang bermaksud:
“Alif lam mim, adakah manusia itu mengira bahawa mereka akan dibiarkan sahaja untuk berkata, kami telah beriman, sedangkan mereka itu belum diuji lagi? Sesungguhnya Kami telah menguji orang sebelum mereka, maka sesungguhnya ALLAH itu mengetahui orang yang benar dan sesungguhnya Dia jua mengetahui orang yang berdusta.”

Ya... kalau kita lihat apa yang ALLAH firmankan itu, segala mehnah dan tribulasi yang kita hadapi sepanjang kehidupan kita, adalah untuk melihat sama ada kita ini menterjemahkan iman kepada-Nya atau tidak. ALLAH ingin melihat sama ada kita ini benar beriman kepda-Nya atau tidak kerana orang yang beriman kepada ALLAH dengan sebenar-benar keimanan, akan berdiri teguh menongkah kehidupan dengan cara yang diredhai ALLAH s.w.t.

Ketika berhadapan dengan segala cabaran, jika kita memilih untuk berputus asa, mengalah, atau memilih untuk menyelesaikannya dengan cara yang salah, sebenarnya kita telah menentang hakikat keimanan kita, yakni tunduk dan patuh beribadah kepada ALLAH.

Sebenarnya banyak manusia yang cuba lari daripada cabaran, dugaan , ujian dan sebagainya. Ada juga yang memilih jalan mudah dengan menamatkan nyawa. Semua ini menunjukkan taraf iman seseorang manusia. Ujian itu hadir untuk melihat sama ada kita benar dengan iman kita atau tidak.

Justeru, kenapa perlu takut dengan cabaran? Hidup memang akan ada cabaran. Malah sebenarnya cabaran itu akan menunggu kita. Jika kita tidak suka pun, cabaran tetap akan datang mengiringi kehidupan kita. Jadi apa yang perlu kita lakukan ialah bertenang dan positif dengan cabaran.

Percaya dan yakin kepada ALLAH s.w.t. itu perlu dibina sebab dalam ujian itu terselit hikmah-Nya. Apabila kita percaya ALLAH, ALLAH akan membantu kita untuk melalui ujian itu. Hal ini demikian kerana tujuan ujian adalah untuk melihat sama ada iman kita kepada ALLAH itu benar atau sekadar kata-kata sahaja.

Kembara Hamba Mencari Cahaya

Saturday, June 11, 2011

Jangan Bersedih! Sesungguhnya Allah Bersama Kita


Apabila kita asyik termenung
memikirkan nasib diri di sini...
merenung jauh mereka di sana
hidup penuh keseronokan dan kegembiraan...
namun, kita masih tak sedar tentang hakikat
erti kebahagiaan yang sebenarnya...

Ramai orang...
tersalah sangka tentang maksud
ketenangan dalam hidupnya
selalu orang mengaitkan ketenangan itu
dengan faktor harta...
dengan faktor kekayaan...
Walaupun itu boleh jadi penyumbang
tetapi itu bukan segala-galanya

Betapa ramai orang yang berada dalam rumah yang besar
tidur di atas katil yang empuk
tetapi dia tidak lebih enak ataupun lenanya tidak nyenyak
Bahkan ada orang yang tidur di pondok buruk
kadang-kadang dia lebih lena dari kita

Ada orang yang berada di hadapannya hidangan yang hebat
lauk-pauk yang bagus
tetapi lidahnya tidak enak
lebih enak lagi orang yang makan kadang-kadang dengan
satu dua mata lauk...
tetapi dia lebih sedap dan selesa makannya
Kata Hamka: "lihatlah bagaimana Allah membahagi-bahagikan nikmat"

Semua orang sangka kalau orang itu ada rumah besar
ada makanan yang sedap
tentulah hidupnya bahagia dan tenang
Belum tentu!

[Tiada siapa mampu menghalang ketetapan Allah]

Jika Allah hendak memnberikan kebahagiaan kepada seseorang
Dia tidak boleh ditahan oleh apa-apa tangan sekalipun
Jika Allah menghalang kebahagiaan kepada seseorang
Dia tidak boleh dihulur oleh apa-apa tangan sekalipun
Jika Allah uruskan urusan kita
dan Allah tidak serahkan diri kita kepada kita
walaupun sekelip mata
dunia boleh berbuat apa-apa
tetapi mereka tidak boleh mencabar kebesaran kerajaan Allah
Jika Allah mengatur untuk kita apa yang orang sangka tewas
kita akan melihat kemenangan dari sisi Allah

Apa yang orang rasa rugi
Allah akan berikan keuntungan yang mana
jalan-jalan manusia tak sangka
tetapi Allah boleh mewujudkan keajaiban dalam kehidupan

[Apabila kita asyik mengeluh setiap kali ditimpa musibah...]

Tuan-tuan tengoklah dunia ni
kadang-kadang tuan-tuan
manusia dia hilang suatu benda ini daripada dunia
kadang-kadang macam dia hilang segala-galanya
saya nak sebut tuan-tuan
berapa banyak dalam hidup tuan-tuan telah melalui keperitan hidup?
Cuba ingat!
Ketika kita kena keperitan,
kita rasa kita tidak dapat keluar daripadanya
Tapi hari ini Allah telah keluarkan kita berada dalam keadaan yang baik

Ketika kita ditimpa musibah tertentu
Kita kata: "habislah aku kali ni"
tapi usia kita telah berjalan
Kita masih lagi hidup dan makan dan menikmati kurniaan Tuhan ini
Ketika kita kata: "Ya Allah... tolonglah aku,
Ya Allah... tolonglah aku, aku susah ya Allah"
hari ni kita pun telah lupa akan perkataan itu
dan kita lupa kadang-kadang untuk bersyukur
di atas pelbagai ranjang hidup yang telah Allah keluarkan kita daripadanya

Orang-orang yang diberitahu kepada mereka
"Nun, orang ramai sedang berkumpul untuk ambil tindakan kepada kau"
"Nun, orang nak ambil tindakan kepada hang"
"Nun, orang nak ambil tindakan kepada kau"
"Nun, ada orang nak bertindak kepada kau"
Kata Allah: "iman dia tambah"
Bukan kita kata: "pasal apalah Allah benci aku? Apalah dosa aku?"
Tidak, tidak!
Kata Quran: "iman mereka bertambah"
Mereka kata: حسبنا الله ونعم الوكيل"
"Cukuplah bagi kami, Allah...
Dialah sebaik-sebaik tempat diserahkan urusan"
(آل عمران: 173)

[Pengalaman sering mematangkan kita]

Siapa yang tidak melaluinya tidak akan memahami maksudnya
Orang-orang yang pernah hidup dan bertawakkal
dia akan mengetahui tentang keajaiban bertawakkal
Bila hati insan bulat kepada Ya Rabb
إني فَوَّضْتُ هذا الأمر إليك
Ya Allah... aku serahkan urusan ini kepadaMu ya Allah

[Kita sering lupa, kita masih punya kehidupan di akhirat]

Apabila insan melihat dunia daripada dimensi akhirat
dia akan merasakan dunia ini sangat kecil
kehidupan ini sangat luas
Nabi sebut di dalam hadis yang diriwayatkan oleh imam Muslim
Allah bawa pada hari akhirat, manusia yang paling derita dalam dunia ini
Saya tak tahu manusia paling derita di dalam dunia ini
Allah ambil dia, Allah masukkan dia ke dalam syurga
Dia dimasukkan, dicelupkan masuk ke dalam syurga
kemudian dia dikeluarkan lalu ditanyanya:
"Wahai fulan, adakah kau pernah rasa derita dalam hidup?"
Dia kata: "tak! Aku tak pernah derita pun dalam hidup ini"
Hanya kerana masuk sekelip mata di dalam syurga, lupa cerita derita
Allah ambil manusia yang paling nikmat dalam dunia ini
Segala yang nikmat, Allah masukkan dia secelup sahaja ke dalam neraka
lalu dikeluarkan dia
"Pernahkah kau merasai nikmat dalam hidup ini?"
Dia kata: "tak! aku tak pernah ada nikmat pun dalam hidup ini"
Hanya dengan satu celupan sahaja ke dalam neraka
Manusia lupa segala kisah nikmat dalam hidupnya

[Masihkah kita teringat akan nikmat yang Allah berikan selama ini?]

Kita selalu nak bersyukur kalau kita diberi benda baru
dan kita lupa bahawasanya apa yang ada pada kita ini suatu nikmat yang besar
Satu hamba Allah
yang patah kakinya
yang dia tidak pernah pun sebut
dulu barangkali tak pernah teringat tentang nikmat kaki yang setiap hari dia pijak
Tapi apabila satu hari dia sakit kaki
Dia kata: "Ya Allah... bagilah balik kaki aku, sembuhkanlah balik"
Dia tahu besarnya nikmat kaki, nikmat tangan, nikmat sihat
Kata Hamka: "Yang ada ini sudah harapan kita"
Yang kita ada ini harapan kita
Tetapi insan...
bukan salah untuk kita mengharapkan yang belum ada
tetapi jangan lupa yang telah ada

[Bersyukurlah wahai diri ini...]

Sebab itu sebahagian para sarjana menyebut
Syukur kadang kala makamnya lebih tinggi daripada sabar
Ramai orang terpaksa sabar
tapi belum tentu orang yang dapat nikmat itu bersyukur
Bila dia susah nak kata apa?
"Sabar je la, nak buat apa?"
Tapi untuk jadikan orang yang memiliki harta seperti tuan-tuan
syukur di atas nikmat
اللهم ما أصبح بي من نعمة أو بأحد من خلق
فمنك وحدك لا شريك لك فلك الحمد ولك الشكر
"Ya Allah... apa saja yang aku alami
daripada nikmatMu, daripada kurniaan daripada sesiapa di kalangan hambaMu
tidak ada daripada sesiapa melainkan daripada Engkau wahai Tuhan
bagi Engkaulah pujian, bagi Engkaulah kesyukuran.
Subhanallah...!

Insan, jika dia nak bersyukur kepada Allah, tak terdaya
وإن تعدوا نعمة الله لا تحصوها : إبراهيم: 34
Jika kamu hendak menghitung nikmat Allah, kamu tak mampu
Tuan-tuan... bila kita melihat hidup ini secara keseluruhan
kita akan rasa ma syaa Allah hidup ini
apa yang Allah kurniakan kepada kita
lebih dari harapan kita sebenarnya
Kalau tuan-tuan ingat daripada hari tuan-tuan dilahirkan
tempat tuan-tuan dilahirkan
rumah tuan-tuan dilahirkan
sehingga tempat tuan-tuan ada pada hari ini
Ma syaa Allah...!
Tak dapat nak diucapkan berapa kali nak sebut pun tak mampu

[Firman Allah yang bermaksud:]

"Ketika orang-orang yang kafir itu mengeluarkan dia
ketika dia salah seorang dari dua, dia dan Abu Bakar
yakni Nabi dan Abu Bakar
Ketika mereka berada di dalam gua (sewaktu peristiwa hijrah)
Ketika dia berkata kepada sahabatnya
لا تحزن إن الله معنا
"Jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita"
(التوبة: 40)


[Petikan dari ceramah: Mencari Sakinah, Dr. MAZA, 1 Nov 2009]

Rujukan:
http://salafus-sholih.blogspot.com/2011/02/jangan-bersedih-sesungguhnya-allah.html

Sunday, May 22, 2011

"Selesaikan Urusan Kita Dengan Allah, Allah Akan Selesaikan Urusan Kita"

“Seronokkan berkumpul macam ni. Kalau duduk seorang diri, merana kan..”, kata seorang muslimah bertudung labuh.

Merana bukan kerana di makan serigala, tetapi kerana tidak mampu mengawal nafsu dalam diri. Seronok dengan hidup sendiri. Tak sedar ada yang memerhati.

Rata-rata kita biasa mendengar:

Seekor biri-biri bila bersendirian sambil enak menikmati sarapan 'rumput hijau' tentu sahaja akan diterkam serigala dengan mudahnya.

Tahukah kita, pernah berlaku peristiwa pada suatu zaman yang ibaratnya seperti ini:
"Serigala tidak makan biri-biri malah menjaga biri-biri itu"

Zaman apakah itu?

Itulah zaman Khalifah Umar Abdul Aziz
Seorang Khalifah Islam
Keturunan Sayyidina Umar Al-Khattab

Ajaib...
Kenapa serigala boleh berada disisi biri-biri?

Kata kuncinya: "KEADILAN PEMERINTAH"
Sifar kemiskinan
Zakat diamalkan mengikut syari'at
Hidup aman harmoni tiada rompakan
Rakyat ta'at dan baik tanpa sengketa

Apakah rahsianya?
Umar Abdul Aziz ada jawapannya:
"Aku menyelesaikan urusan aku dengan Allah terlebih dahulu, maka Allah menyelesaikan urusanku dengan rakyat kerajaanku."

Kita bagaimana?
Menjaga rakyat jauh sekali
Menjaga diri masih tergapai-gapai
Hendakkan diri berjaya
Hendakkan keluarga harmoni
Inginkan hidup bermakna
Tapi...
Cara apa yang telah kita guna?

"Adakah kita telah selesaikan urusan kita dengan Allah?"

Rasulullah bersabda:
"Jagalah Allah, nescaya Allah akan menjaga kamu"

Semoga tip yang diberikan oleh khalifah Umar Abdul Aziz ini memberi pedoman untuk kita ikuti.

Saturday, May 21, 2011

Ciri-ciri Keluarga Muslim

Gambar Hiasan

Dalam proses untuk mencapai matlamat yang terbesar iaitu keredhaan Allah swt dan bagi menghasilkan Fardi Muslim maka proses yang keduanya ialah untuk melahirkan Al-bait Al muslim (keluarga Muslim.)

Keluarga Muslim yang kita kehendaki ialah satu keluarga atau rumah di mana suami isteri memahami dan mengetahui hak-hak mereka berdua dan iltizam dengan hak- hak dan tanggungjawab-tanggungjawab tersebut. Untuk mencapai Al Bait Muslim itu maka proses yang berikutnya perlu dilaksanakan.

i) Ihsan Tarbiyyah Aulad – Baik dalam pendidikan anak-anak dan juga pembantu rumah. Kita membentuk mereka dengan Mabdak Islam.

ii) Menjaga adab adab Islam dalam semua aspek kehidupan dalam kehidupan rumahtangga. Isteri misali ialah sepertimana yang telah di sebutkan oleh Allah SWT tentang sifat-sifat mereka sebagai pilihan kepada junjungan kita Rasulluualh SAW . Firman Allah SWT :

” Jika nabi menceraikan kamu boleh jadi Tuhannya akan memberi gantinya dengan isteri-isteri yang lebih baik daripada kamu,yang patuh ,yang beriman yang taat yang bertaubat yang mengerjakan ibadat yang berpuasa ataupun yang berhijrah yang janda atau yang perawan. “
( Surah at Tahrim : 5 )

Ini adalah sifat sifat yang telah di tetapkan oleh Allah kepada wanita wanita sebagai persediaan sebagai isteri. Tidak kira samaada dia itu masih janda atau anak gadis. Sifat-sifat yang tersebut adalah sifat-sifat isteri muslim.Sifat-sifat ini meliputi semua aspek dan lengkap.

Kita dapati sama sekali tidak tercapai muslimah seorang isteri muslim yang taat dan patuh kepada Allah swt melainkan dia seorang yang soleh. Iaitu sepertimana yang di sebut oleh Allah s.w.t:

” Kaum lelaki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh kerana Allah telah melebihkan sebahagian mereka (lelaki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan kerana mereka (lelaki) telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang soleh itu ialah yang taat kepada Allah swt lagi memelihara diri disebalik pembelakangan suaminya , oleh kerana Allah telah memelihara mereka. Wanita-wanita yang kamu khuatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkan mereka di tempat tidur mereka dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar “
(Surah An-Nisaa’ : 34.)

iii) Ahli- ahli bait muslim perlu iltizam dengan pakaian Islam mengikut batasannya yang paling minima yang diizinkan oleh Islam itu sendiri. Itu satu kewajipan yang mesti dilaksanakan dan satu hak yang mesti di jaga oleh wanita. Ini adalah dalam peringkat proses tarbiyah untuk sampai kepada matlamat tersebut . Pakaian wanita itu mestilah besar sedikit tidak boleh menampakkan bentuk badan dan tidak boleh jarang.

Anak-anak perempuan kita perlu lahir dalam suasana tarbiyah ini. Ibulah yang menjadi ikutan dalam hal ini. Rumahtangga muslim juga tidak akan masuk di dalamnya benda benda yang tidak di izinkan oleh Allah s.w.t. Tidak bergantung di dinding rumahnya sesuatu yang di haramkan oleh Islam.

Pintu rumah al-bait al-muslim tidak terbuka luas sehingga ternampak terdedah apa yang ada di dalamnya. Jendela jendela rumah mereka juga berlangsi. Dan langsir itu juga tertutup dengan elok ,tidak jarang (tidak sehingga ternampak dari luar).

Dalam sirah Rasullullah SAW rumah baginda pun berlangsir. Rasullullah menyuruh membuang langsir yang ada gambar-gambar manusia dan binatang padanya.

Rumahtangga muslim ialah rumahtangga yang betul betul iltizam dengan dasar dasar yang diadakan oleh ikhwan al muslimin, sebagai satu kesempurnaan Islam pada semua hal sama ada dalam msyarakat rumahtangga dan sebagainya.

Cara hidup anggota-angota ikhwan al muslimin menzahirkan kesempurnaan Islam itu sendiri. Corak hidup anggota ikhwan berhubung terus dengen sifat sifat dalam “syurut Ta-dhaif wal tausiq” (syarat syara lemah dan kuat dalam keanggotaan harakah Islamiyah). Sebab itu Al- Imam Hassan al Banna mewajibkan di dalam rumah itu mabdak Islam (ideologi Islam).

iv) Al-bait al-muslim merupakan keluarga yang menyediakan anak-anak mereka sebelum balighnya dengan perkara-perkara yang perlu di didik iaitu tentang “Aqidah Islam”,”Ibadah Islam ” untuk mereka laksanakan hak-hak mereka terhadap Allah SWT apabila Baligh dengan cara yang betul.

v) Rumah tangga muslim juga jauh daripada keadaan mewah ( yakni kemewahan yang membinasakan ) dan juga daripada sesuatu yang tidak Islamik.

Dengan ini Asy-Syahid telah memperuntukkan tanggungjawab kepada Al akh al mujaddid dengan :

a) mesti mempunyai sifat zuhud dan menjauhkan diri daripada sifat sifat muta’ah iaitu keseronokkan ,kelazatan kemewahan yang fana.

b) begitu juga hendaklah jauh daripada sesuatu perkara yang tidak Islamik sama ada dalam ibadah ,pergaulan dan sebagainya. Jadi tugasnya ialah untuk mentarbiyah anak-anak dan orang-orang di bawah tanggungannya dari segi tindak tanduk,tingkahlaku perangai dan menasihati orang- orang yang hubungan kerabat dengan mereka . Dapat juga kita lihat betapa ramai anak-anak muslim yang kurang dijaga untuk disalurkan kepada Islam.

Ibu bapa yang sentiasa dianggap sebagai masal patut sentiasa sedar dan faham tentang hal ini dan sentiasa memperhatikan marhalah atau tahap persediaan baligh.

Sesuatu yang wajib dilakukan oleh seorang muslim selepas baligh ( mereka perlu di latih tentang perkara tersebut sebelum mereka baligh. ). Seorang muslim mukallaf dibebankan dengan urusan urusan yang banyak dalam aqidah, ibadah ,adab akhlak dan pergaulan. Begitu juga dia dipertanggungjawabkan dengan jihad dengan persediaan yang tertentu ini memerlukan kepada latihan jasmani,jiwa dan juga aqal.

Seseorang muslim tidak sepatutnya menjadi beban kepada orang lain. Ini memerlukan seseorang muslim itu mempunyai pekerjaan. Ibu bapa perlu mengajar dan menyediakan anak anak mereka dalam hal ini .Begitu juga ibu bapa perlu mendidik anak anak mereka supaya kasih kepada ahli-ahli Islam dengan mempertingkatkan iman mereka dan melatih mereka beribadah.

Sesungguhnya Rasullullah menyuruh kita melatih anak anak kita supaya solah apabila berumur 7 tahun dia dipukul sekiranya tidak solah ketika mereka berumur 10 tahun. Begitu juga di qiaskan dengan puasa. Sekiranya anak anak yang tiada ibu bapa yang memberi tanggungjawab maka kita yakni harakah kita yang bertanggungjawab. Ditekankan di sini kepada anak anak perempuan di mana mereka di jadikan untuk menjadi isteri. Fungsi tugas dan peranan mereka ialah untuk menjadi isteri. Tabiat mereka mestilah tabiat Islam dalam semua aspek.

Sumber: http://baitulmuslimhm.wordpress.com/2008/11/25/ciri-ciri-keluarga-muslim/

Salah faham pemakaian tudung

Pada hari ini, dapat kita perhatikan ramai muslimah mulai sedar akan kewajipan mengenakan tudung. Kita dapat lihat bagaimana seorang muslimah sebelumnya tidak bertudung, kemudian mula mengenakan tudung. Alhamdulillah, Rahimahunnallah. Walau bagaimanapun, sayangnya kebanyakan dari mereka masih belum mengenakan tudung yang benar-benar sesuai dengan kehendak syariat. Kebanyakan dari mereka memakai tudung mengikut trend atau hanya ingin dilihat lebih islamik. Mereka lebih mementingkan keanggunan, kecantikan tanpa mempedulikan apakah benar tudung mereka betul atau tidak.

Kebanyakan tudung yang dijual hari ini tidak cukup untuk menutup aurat secara sempurna melainkan meninggalkan celah-celah yang memperlihatkan aurat. Menurut jumhur ulama, aurat wanita adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Sebagaimana ulama ahli tafsir Imam Al-Qurthubi berkata, pengecualian itu adalah pada wajah dan telapak tangan. Yang menunjukkan hal itu adalah apa yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Aisyah:
Asma binti Abu Bakar menemui Rasulullah sedangkan ia memakai pakaian tipis. Maka Rasulullah berpaling darinya dan berkata kepadanya : “Wahai Asma ! Sesungguhnya jika seorang wanita itu telah mencapai masa haid, tidak baik jika ada bagian tubuhnya yang terlihat, kecuali ini.” Kemudian beliau menunjuk wajah dan telapak tangannya. Allah Pemberi Taufik dan tidak ada Rabb selain-Nya”. Maka, selain muka dan telapak tangan, tidak boleh terlihat walaupun sedikit.


Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam melarang para wanita muslimah berpakaian ketat. Dan batasan ketat adalah tergambarnya bentuk salah satu anggota tubuh yang termasuk aurat. Usamah bin Zaid pernah berkata :
Rasulullah pernah memberiku baju Quthbiyah yang tebal yang merupakan baju yang dihadiahkan oleh Dihyah Al-Kalbi kepada beliau. Baju itu pun aku pakaikan pada isteriku. Nabi bertanya kepadaku : “Mengapa kamu tidak mengenakan baju Quthbiyah ?” Aku menjawab : Aku pakaikan baju itu pada istriku. Nabi lalu bersabda : “Perintahkan ia agar mengenakan baju dalam di balik Quthbiyah itu, karena saya khawatir baju itu masih bisa menggambarkan bentuk tulangnya.” (Ad-Dhiya Al-Maqdisi dalam Al-Hadits Al-Mukhtarah I/441; Ahmad dan Al-Baihaqi dengan sanad Hasan).

Sungguh menghairankan sesetengah muslimah yang sudah menyedari akan wajibnya menutup aurat, namun di dalam hatinya masih ada keinginan untuk menonjolkan bahagian-bahagian tubuhnya agar terlihat indah di mata laki-laki. Waliyyadzubillah. Sehingga mereka pun memakai tudung secara ala-kadar sahaja. Kesilapan muslimah yang menggayakan tudung pada hari ini dapat dibahagikan kepada dua bahagian.

1.Antara tudung yang popular dipakai masa kini adalah tudung lilit atau tudung pendek. Hampir kebanyakan muslimah menggayakan tudung jenis di mana banyak dipengaruhi oleh pemakaian artis-artis tempatan. Rata-rata daripada mereka akan mengatakan tudung jenis ini ringkas, tidak rimas dan senang dipakai. Namun tidak syak lagi pemakaian jenis ini mendedahkan dada. Padahal telah jelas dalil menyebutkan:

“Dan hendaklah mereka menutupkan tudung ke dada mereka…” (QS. An Nur : 31)




2. Antara kebiasaan yang selalu dilakukan muslimah pada hari ini adalah
memasukkan tudung ke dalam baju atau memakai jaket atau coat diluarnya. Ini menyebabkan hilangnya fungsi tudung untuk menutupi bentuk tubuh bahagian atas. Memang terdapat pelbagai alasan diberi untuk mengenakan tudung jenis ini. Pertama adalah untuk keperluan keselamatan, misalnya ingin memasuki makmal, tudung perlu dimasuki ke dalam coat bagi mengelak dari disambar api, bahan kimia dan sebagainya. Penyelesaian untuk permasalahan ini, pakailah coat yang besar dan longgar sehingga tidak menampakkan langsung bentuk tubuh bahagian atas. Namun, kalau kita lihat situasi hari ini, sukar untuk melihat mereka yang memakai coat yang disebutkan itu. Kedua pula, adalah keperluan akademik. Mereka menggayakan tudung jenis ini dengan alasan kekemasan seperti yang dapat kita lihat pada badan-badan uniform seperti Pasukan Pandu Puteri, Kadet Polis, Kadet Remaja Sekolah dan lain-lain lagi. Sukar untuk berkompromi dengan alasan ini kerana tidak bolehkah mengemaskan sahaja tudung yang dilabuh itu? Mengapakah mereka tidak boleh mencotohi Pasukan Puteri Islam yang tampak molek dengan tudung tidak dimasukkan ke dalam baju tetapi masih boleh berfungsi sebagai satu pasukan? Ini adalah persoalan yang perlu diperhalusi lagi.

Kesimpulannya, dapat dinyatakan disini, jumhur ulama berpendapat bahawa panjang minima bagi suatu tudung adalah sampai menutupi dada dengan sempurna. Namun ini bukan bererti sekadar melepasi sepanjang itu. Kerana seringkali diterpa angin, maka bahagian dada akan tersingkap. Maka, tidak ada pilihan lain bagi muslimah kecuali mengenakan tudung yang lebih panjang dari itu. Bahkan sangat baik bila tudung menjulur panjang sampai ke punggung. Dan inilah pendapat sebagian ulama dengan mengambil zahir dari perintah Allah pada surat Al-Ahzab ayat 59:

“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mumin : “Hendaklah mereka mengulurkann jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” (QS. Al Ahzab : 59)


Walau demikian kami bersyukur kepada Allah, bahawa sekarang mulai terlihat kesedaran dikalangan muslimah di negara kita untuk mulai mengenakan tudung. Walaupun sebahagian besar masih belum memenuhi kriteria syar’i, namun kami berharap saudari-saudari kita muslimah sentiasa berproses dan memperbaiki diri dalam pemakain tudung hingga sesuai dengan apa yang ditentukan oleh Allah dan Rasul-Nya. Kita berharap semoga kaum muslimah kita yang dimuliakan oleh Allah, sentiasa memperbaiki diri dan menjaga kehormatan dirinya dengan taat kepada perintah Allah dan Rasul-Nya. Beragama dengan kaedah yang benar sesuai Al Qur’an dan As Sunnah, bukan hanya mengikuti perasaan, atau mengikuti apa yang dianggap baik oleh kebanyakan orang. Wallahu ta’ala a’lam.

Sumber: http://salafus-sholih.blogspot.com/2010/07/salah-faham-pemakaian-tudung.html

Monday, May 9, 2011

Setiap Bait Kata Seorang Ibu Adalah Doa

Anak derhaka tidak terbilang
Kawan dibakti ibu dibuang
Ilmu agama beransur hilang
Para ulama kian berkurang
Ilmu dunia semakin cemerlang
Menjadi tumpuan smua orang

Rasulullah s.a.w. bersabda: “Apabila zaman telah dekat, mendidik anjing lebih baik daripada mendidik anak, tidak ada rasa hormat kepada orang yang lebih tua dan tidak ada rasa kasih sayang kepada anak yang lebih kecil, anak-anak zina semakin ramai sehingga laki-laki menyentap perempuan di jalan. Mereka tidak ubahnya seperti kambing yang berhati serigala.” (Hadith Riwayat Tabrani dan al-Hakim)
Refleksi terhadap realiti kehidupan ini, seorang ibu mampu menjaga sepuluh orang anak. Tetapi, di sebalik pengorbanan itu belum tentu sepuluh orang anak mampu menjaga dan berbakti kepada seorang wanita yang bernama ibu. Membesarkan anak adalah mudah tetapi hendak membentuk peribadi seorang anak memerlukan pengorbanan yand sangat tinggi.

“Dan Kami wasiatkan kepada manusia, terhadap ibu bapanya. Ibunya mengandungkan dengan (menderita) kelemahan di atas kelemahan dan menceraikannya daripada susuan dalam dua tahun (iaitu): Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada ibu bapamu. Kepada-Ku tempat kembali.” (Surah al-Lukman ayat 14).

Meyingkap kembali kisah si Tanggang, arahan oleh Dato’Jamil Sulong (1961), dilakonkan oleh Dato’ Jins Samsuddin sebagai Tanggang dan Nurmadiah sebagai Dermai, ibu kepada Tanggang. Kisah popular ini memaparkan bagaimana pengorbanan seorang ibu dalam mendidik seorang anak dari kecil sehingga dewasa. Namun, segala jerih payah si ibu bukan sahaja telah dilupakan oleh si Tanggang malah dibalas pula dengan tindakan kasar sehingga mengguris perasaan ibunya. Akhirnya, setelah kecewa dengan sikap Tanggang yang tidak mengenal siapa dirinya, doa si ibu dimakbulkan oleh Allah dan riwayat hidup si Tanggang berakhir  dengan gelaran si Tanggang anak derhaka. Kisah-kisah lain yang menyelitkan pengajaran yang sama  ialah seperti Tanah Kubur, Pondok Buruk dan Malin Kundang.

Kisah si Tanggang mungkin sudah lama untuk dibicarakan. Namun begitu, jika dunia zaman kuno boleh berubah menjadi moden, si Tanggang juga tidak mustahil boleh bertukar menjadi si Tanggang moden. Catatan sejarah, 15 Januari 2010, seorang lelaki yang menghidap penyakit buah pinggang ditinggalkan oleh anaknya di  pusat hemodialisis yang terletak di Kangar. Selain itu, bilangan penghuni di Jabatan Kebajikan Masyarakat telah mencecah peningkatan sebanyak 30% dan kajian daripada  Jabatan Kebajikan Perubatan Sosial telah mencatatkan sebanyak 368 pesakit di Hospital Kuala Lumpur tidak dijemput sehingga Oktober 2009 yang lalu. Ini mengambarkan bahawa terlalu ramai kelahiran gologan si Tanggang moden. 

Cuba kita renung kembali kenapa perkara ini boleh terjadi? 
Apakah punca utama wujudnya golongan seperti ini? 
Dan sekiranya si Tanggang moden ini berleluasa di muka bumi ini, apakah kesannya kepada kehidupan kita dan kehidupan akan datang? 
Siapa golongan yang perlu memainkan perana penting untuk menyelesaikan masalah ini? 

Sudah tentulah salah satu punca utama yang diabaikan oleh rata-rata ibu bapa pada zaman moden in ialah kurangnya didikan agama. Ibu bapa tidak sepatutnya hanya mementingkan kecemerlangan akademik semata-mata tetapi kecemerlangan dari sudut akhlak dan peribadi diri yang berkualiti juga perlu diserapkan dalam mendidik dan membentuk anak-anak.

Pengaruh rakan sebaya juga menjadi punca kebiadapan seorang anak kepada orang tuanya. Akibat mementingkan kehendak kawan-kawan, perasaan dan kehendak ibu bapa diabaikan. Di mana prioriti kita?Kawan atau ibu bapa? Tambahan pula, redha Allah terletak pada redha kedua ibu bapa. Sekiranya kawan yang dipilih adalah seorang yang berperibadi mulia, sudah tentu kita dibimbing untuk berbakti kepada ibu bapa.

“Berbaktilah kamu kepada ibu bapa kamu agar anak-anakmu kelak berbakti kepadamu dan peliharalah dirimu daripada penzinaan agar isteri-isteri kamu memelihara dirinya” (Hadith Riwayat Tabrani)

Sikap derhaka kepada orang tua ini memberi kesan negatif bukan sahaja kepada generasi kini malah ia melibatkan generasi akan datang. Merujuk kepada hadith riwayat Tarmizi  di dalam buku empat puluh hadith tentang pristiwa akhir zaman susunan oleh Abu Ali Al Banjari An Nadwi (m/s 80), salah satu penyebab turunnya bala dari Allah adalah derhaka kepada ibu bapa. Memang tidak dapat dinafikan terlalu banyak gempa bumi berlaku baru-baru ini. Tanda-tanda ini menunjukkan bahawa semakin hampirnya hari kiamat. Inilah yang dikatakan ibu telah melahirkan tuannya. Pepatah barat;“What you give, you get back” ada benarnya. Akhlak dan peribadi kita ketika usia remaja dapat memberi kesan kepada anak-anak kita. Apa yang kita beri kepada ibu bapa kita sekarang, kita akan dapat kembali daripada anak-anak kita. 

Sesungguhnya Allah itu Maha Adil.
Rasulullah s.a.w. bersabda;“Dua kejahatan yang dibalas oleh Allah di dunia adalah berzina dan derhaka kepada ibu bapa.”(Hadith Riwayat tabrani).
 Jelaslah di sini bahawa, derhaka kepada ibu bapa adalah salah satu dosa besar yang disegerakan azabnya di dunia. Oleh itu, berhati-hatilah  dengan kata-kata yang dikeluarkan oleh seorang ibu kerana setiap bait katanya adalah doa.
Daripada Abu Abd Rahman Abdullah bin Mas’ud, “Aku brtanya kpd Nabi s.a.w. amalan manakah paling disukai Allah?” Baginda menjawab, “solat pada waktunya”. “Saya bertanya lagi,kemudian apa?”  Baginda menjawab, “kemudian berbakti kepada orang tua.” “ Saya bertanya lagi,kemudian apa?” Baginda menjawab, “ jihad pd jalan Allah.””


Suruhan berbakti kepada ibu bapa banyak di terangkan di dalam Al Quran. Di antaranya dalam Surah Annisa’(ayat 36), Al-Isra’(ayat 23 hingga 24) dan surah Luqman(ayat 14). Berdasarkan ayat-ayat ini, Allah menyuruh manusia menjaga kebajikan dan hubungan dengan orang tua dan kita dilarang menderhaka kepada mereka  selagi sesuatu yang disuruh oleh ibu bapa tidak bertentangan dengan hukum syara’.

Dalam mencari penyelesaikan kepada krisis si Tanggang moden ini , kedua-dua belah pihak iaitu ibu bapa dan anak-anak  memainkan peranan penting . Menerusi medium teknologi tanpa batasan yang semakin meningkat kemajuannya, ibu bapa perlu menggunakan segala kemudahan teknologi yang sedia ada supaya didikan anak-anak berlaku secara berterusan. Selain itu, insan yang bergelar seorang ibu perlu berhati-hati dalam berbicara. Rasulullah s.a.w. bersabda, “berkatalah baik atau diam”. Dalam hal ini, ibu bapa perlu sentiasa mendoakan kebaikan untuk anak-anak. Anak-anak adalah amanah Allah. 

Kita yang bergelar anak juga perlu berhati-hati dalam bertutur bicara dengan ibu bapa. Penderhakaan kepada orang tua tidak berlaku secara lahiriah atau di hadapan ibu bapa sahaja. Tindakan fizikal lain yang mungkin tidak diketahui oleh ibu bapa kita boleh dikategorikan sebagai menderhaka atau menzalimi ibu bapa secara tidak langsung. Contoh terdekat ialah kehidupan anak-anak sebagai seorang pelajar. Gejala ponteng kelas tanpa sebab dan menunakan duit untuk perkara yang tidak sepatutnya juga merupakan salah satu jenis penderhakaan kepada ibu bapa. Oleh yang demikian, setiap diri anak-anak itu perlu ada cita-cita untuk menjadi insan yang soleh dan solehah kerana itu adalah impian ibu bapa kita. Hanya tiga amalan yang akan menemani kita ke kubur setelah roh berpisah dari jasad iaitu sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan doa daripada anak yang soleh. Wallahu a’lam.


Thursday, May 5, 2011

Ibrah Dari Tiga Haiwan Yang Disebut Dalam Al-Quran


Allah tidak menciptakan suatu makhluk dari yang paling kecil sehingga yang paling besar, dari yang bentuknya tidak sempurna sehinggalah kepada yang paling sempurna, kecuali terselit ilmu disebalik penciptaan itu, tersurat hikmah dan manfaat di dalamnya.

Nyamuk, makhluk kecil yang dikatakan mampu menyebarkan penyakit merbahaya sehingga boleh membunuh manusia diantaranya demam berdarah, malaria dan sebagainya. Namun,pasti ada hikmahnya, pasti ada manfaatnya. Antara hikmahnya, ramai peniaga memperoleh rezeki melalui penjualan ubat pembunuh nyamuk. Dengan sebab nyamuk itu juga, kita telah belajar untuk sentiasa menjaga kebersihan sekaligus mengaplikasikan apa yang Rasulullah ajarkan. Secara tidak langsung, kita menjaga iman kerana kebersihan itu sebahagian daripada iman.

Lalat pula seekor haiwan yang sinonim dengan kawasan kotor, sentiasa berdamping dengan sampah sarap. Hikmahnya, kerana lalatlah kita telah belajar untuk menyediakan tempat membunag sampah yang tidak terbiar, bahkan Rasulullah pernah mengabadikan lalat tersebut dalam sebuah hadith yang menyuruh kita supaya mencelupkan seluruh bahagian lalat ketika lalat terjatuh ke dalam minuman kita disebabkan salah satu daripada sayapnya merupakan penawar dari penyakit yang dibawanya.

Selain itu, Allah telah mengabadikan beberapa haiwan di dalam Al-Qur'an sebagai gambaran terhadap hikmah dan ilmu dibalik penciptaannya. Kita sebagai manusia, makhluk berakal seharusnya mengambil ibrah dari penciptaan tersebut. Haiwan-haiwan ini sebenarnya menjadi gambaran kepada ragam dan sifat manusia.

Terdapat tiga jenis haiwan yang dinyatakan di dalam Al-Quran secara jelas iaitu:

1. Al 'Ankabut (labah-labah)

Haiwan yang sudah menjadi inspiras di kalangan dunia hollywood ini telah berjaya mendatangkan keuntungan berjuta dollar dan ringgit. Haiwan ini termasuk dalam golongan haiwan yang suka menyendiri. Tidak pernah terlihat suatu komuniti labah-labah yang hidup berkelompok. Malah, mereka biasanya bergerak sendiri-sendiri untuk mencari makan, bahkan kadang-kadang saling bermusuh-musuhan sesama mereka. Sarang di buatnya terlihat kuat, namun hakikatnya mudah hancur. ketika sarangnya di serang, labah-labah ini tidak mampu mempertahankan diri. Labah-labah menggambarkan sifat manusia yang tidak suka berjamaah, merasa tidak memerlukan manusia lain, tidak saling bantu-membantu dan kelihatan tenang namun membahayakan. Golongan manusia ini tidak suka memberi manfaat untuk manusia lain disekitarnya. Sungguh sangat rugi abila kita mengikuti sifat seperti yang digambarkan oleh labah-labah.

2. An Naml (semut)



Haiwan kecil ini merupakan gambaran dari komuniti yang suka bersilaturrahim. Ketika bertemu sentiasa berjabat tangan. Mereka saling bantu-membantu dan memahami makna silaturrahim yang dapat meluaskan rezki, memanjangkan umur, dan mengampuni dosa-dosa. Haiwan sekecil ini mampu mengalahkan gajah yang besarnya beribu kali ukuran tubuhnya. Namun demikian, semut kurang bisa membentuk sebuah sarang yang kokoh, manakala manusia menghancurkan sarang semut, maka perlawanan mereka pun tidak dapat menyelamatkan diri dan komunitinya. Gambaran manusia seperti ini adalah manusia yang suka bekerjasama, bersilaturrahim, namun masih tercerai berai manakala terjadi perbezaan pendapat, sehingga manakala di adu domba oleh musuh-musuhnya dan dengan mudah dapat dihancurkan.

3. An Nahl (lebah)
Haiwan ini pula merupakan gambaran dari indahnya akhlak seseorang. Sifat suka bekerja keras terserlah kerana lebah mampu menjangkau 1/4 bumi hanya untuk mencari sumber madu yang baik. Lebah sangat berfaedah kepada makhluk lain. Sebuah ranting tua tidak mudah patah tatkala bergantungnya sarang lebah di situ. Lebah mengambil madu dari bunga, dan memberi manfaat kepada bunga itu. Gambaran lebah adalah gambaran manusia yang suka memberi manfaat untuk manusia disekelilingnya. Tidak suka merugikan orang lain, bekerjasama dan suka berkongsi kerana seekor lebah akan memberitahukan komunitinya bahawa dia menemukan sumber madu bunga yang baik. Manusia yang memiliki sifat seperti lebah ini tidak akan rugi hidupnya. Disamping itu, sarang lebah sangat kukuh, manakala terjadi serangan terhadap sarangnya, maka berbondong-bondong mereka akan bekerja sama menghancurkan musuhnya. Sarang yang kukuh dan unik ini juga menggambarkan lebah adalah jurutera terbaik ciptaan Allah.

Dari penciptaan yang unik ini
Kekuasaan Allah sangat terserlah
Supaya manusia berfikir sejenak
Supaya manusia mengutip ibrah
Supaya manusia ingat padaNYA

Allah Maha Besar
Allah Maha Bijaksana
Allah Maha Berkuasa
Maha Suci Allah dari segala cacat dan cela

Sunday, May 1, 2011

Hukuman Terhadap Orang Yang Menuduh Zina Tanpa 4 Saksi

Santapan rohani kali ini berkaitan dengan isu semasa di negara kita Malaysia.
Sama-sama kita tingkatkan kefahaman supaya lebih jelas membezakan mana yang hak dan mana yang batil. Oh rakyat Malaysia, sedih sayu hati ini memikirkan hari-hari mendatang. Pasti sedih Rasulullah s.a.w. ,melihatkan keadaan umat Islam yang hanyut ditelan keseronokan duniawi sehingga hilang rasa takut pada Ilahi.

Hadis Rasulullah SAW:

“Jangan buka aib orang kerana Allah akan membuka aibmu walaupun di dalam rumahmu sendiri”


"Sesungguhnya saya lebih menghargai Malaysia yang selamat biarpun sederhana pembangunannya pada suatu ketika dahulu, berbanding Malaysia kini yang zahirnya gah,tetapi tercabut rasa tenteram dan selamat daripada kehidupan kita semua. Inilah hukuman Allah bagi dunia yang membelakangkanNYA" [dipetik dari buku 'aku terima nikahnya' yang ditulis oleh Ustaz Hasrizal Abdul Jamil:m/s 144]

Friday, April 29, 2011

Tiga Jenis Diri (Nafs) di dalam Al-Quran

Pengunjung lautbiru yang di sayangi kerana Allah, kali ini pemburuCintaiLahi ingin berkongsi sedikit mutiara ilmu tentang nafs yang terdapat dalam diri kita. Marilah sejenak memuhasabahkan diri ditingkatan manakah nafs kita dan marilah bersama kita berusaha mengislahkan diri untuk mencapai nafs mutmainnah. Teruskan menbaca dan jangan lupa berusaha untuk beramal kerana Allah.

1. Diri yang menyuruh kepada keburukan - nafs amarah bis-su'

Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Yusuf,12:53)

Ayat di atas mengisahkan tentang Nabi Yusuf yang mengakui bahawa hanya dengan rahmat Allah dirinya telah terselamat dari terjerumus ke dalam maksiat. Fakta penting yang hendak diambil dari ayat ini, antara sifat/jenis diri (nafs) kita ialah ia menyuruh kepada kejahatan. Memang Allah telah menjadikan hati kita bagaikan bekas (Au'iyah), di mana hati yang terbaik menyimpan segala yang baik dan haq, dan amat buruklah hati yang mengandungi kebatilan dan telah rosak/'corrupt'. Allah telah mecipta hawaa (kecenderungan diri terhadap sesuatu) yang boleh menguasai hati, untuk menguji hati-hati supaya dalam menentang hawaa hati-hati ini dapat mencapai kehidupan yang hakiki di syurga kelak.

Nafs (diri) yang menyuruh ke arah keburukan ini telah dijadikan sehaluan dengan hawaa. Allah telah mewajibkan hambanya di dalam kehidupan yang singkat ini, untuk mengingkari nafs-amaarah, melawan haawa, menghalang diri dari menurut segala kemahuan yang tentunya akan membawa kepada kemusnahan diri. Ini supaya diri itu mendapat ganjaran yang berkali-ganda enaknya dari apa yang ditinggalkan di dunia.

Firman Allah di dalam Al-Qur'an:

"Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya)."(An-Naazi'aat,79:40-41)

2. Nafsul lawwamah
Aku bersumpah demi hari kiamat, dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri) (Al-Qiyaamah:2) 

Nafsul lawwamah diertikan di dalam tafsir di atas sebagai jiwa yang amat menyesali diri sendiri, juga boleh dimaksudkan sebagai diri yang berbolak-balik, yang sentiasa mengkritik balik segala amalan: "mengapa aku lakukan begitu? Adakah tujuanku untuk manusia atau untuk Allah Yang Esa? Mengapa aku tak lakukan dengan lebih baik?" dan sebagainya. Sememangnya inilah antara sifat seorang mukmin yang sentiasa risau akan kedudukan amalannya.

3. Nafsul Mutmainnah

Dengan indahnya diungkapkan dalam surah Al-Fajr:

Hai jiwa yang tenang.
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,
masuklah ke dalam syurga-Ku.(Al-Fajr:27-30)


Inilah diri yang tenang. Tenang dengan segala yang diqadarkan Allah, tiada yang mengubah ketenangannya, yang membuat ia risau, kejayaan tidak membuat hatinya bersorak gembira, kesusahan tidak membuatnya gelisah dan berputus-asa, ini kerana ia yakin bahawa apa yang terjadi telah ditentukan dari awal lagi.

Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Taghaabun,64:11)
 

Rujukan: http://bicaramuslim.com

Saturday, April 23, 2011

Parasitisme ilmu

Pengembara lautbiru yang dihormati, untuk entri pada kali ini saya petik mutiara ilmu dari sebuah website :
http://salafiyunpad.wordpress.com/2007/11/03/titian-dalam-menuntut-ilmu-bagian-kedua-habis/
berkisarkan tentang  gejala parasitisme yang terdapat pada golongan yang menuntut ilmu. Gejala ini sangat merbahaya sehingga boleh menjerumuskan seseorang penuntut ilmu itu ke dalam api neraka. Ambillah pengajaran dari mutiara ilmu pada kali ini untuk sama-sama kita perbaiki diri dan amal ibadah kita.InsyaAllah.


Berbagai tujuan yang tidak suci sering mencemari ilmu kita seperti kurangnya keikhlasan, untuk mengejar kesenangan duniawi, ketenaran, pangkat, jabatan, gelar, untuk membodohi orang awam, untuk berbangga dihadapan para ulama, dsb, berikut ini kita singgung sedikit beberapa hal terpenting yang menyebabkan ilmu kita tidak bermanfaat.

Pertama: Berpegang dengan hawa nafsu setelah datangnya ilmu.

Di antara sebab-sebab yang menghalangi seseorang untuk mendapatkan ilmu ialah tidak mengamalkan ilmu itu sendiri, serta masih mendahulukan emosional hawa nafsu, bentuk-bentuk mendahulukan hawa nafsu itu sendiri beragam, seperti berpegang kepada bukan wahyu ilahi, adakalanya kepada akal semata, atau kepada hawa nafsu, atau kepada mimpi, atau kepada pendapat tuan guru dan pemimpin suatu kelompok tertentu (ta’ashub dan taqlid buta), sekalipun hal itu nyata-nyata bertentangan dengan ilmu yang dimilikinya, baik yang berhubungan dengan aqidah, ibadah maupun dakwah dan muamalah.

Hal ini diceritakan oleh Allah dalam Al Quran tentang ulama-ulama orang yahudi, mereka memiliki ilmu, tetapi ilmu tersebut tidak memberi manfaat kepada diri mereka dalam mengambil kebenaran. Sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah,

“Perumpamaan orang-orang yang dibebankan kepada mereka Taurat kemudian mereka tidak mengamalkannya adalah seperti keledai yang membawa lembaran-lembaran yang tebal”. (QS. Al Jum’ah: 5).

Allah mencela orang-orang yahudi karena mereka tidak mengamalkan Taurat yang merupakan ilmu yang dibawa nabi Musa ‘alaihi salam kepada mereka. Di antaranya adalah mereka tidak mau beriman dengan kenabian Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, yang sudah diberitakan tentang kedatangannya dalam kitab mereka Taurat, bahkan mereka mengenal ciri-cirinya lebih dari mengenal ciri anak-anak mereka sendiri, bahkan mereka tidak cukup sampai di situ tetapi mereka sesat lebih jauh lagi dengan mengubah isi Taurat itu sendiri sesuai dengan kemauan dan kehendak mereka sendiri. Contoh lain dalam Al Quran tentang orang yang tidak mengamalkan ilmunya, terdapat dalam firman Allah;

“Dan bacakanlah kepada mereka tentang berita orang yang telah kami berikan kepadanya ayat-ayat kami (pengetahuan tetang isi Alkitab), kemudian ia berlepas diri dari ayat-ayat itu, lalu syaitan mengikutinya (sampai ia tersesat), maka ia terjerumus menjadi orang-orang yang sesat. Dan jika kami berkehendak, sungguh kami angkat (derajat)nya dengan ayat-ayat tersebut, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya (yang hina)”. (QS. Al A’raaf: 176,175).

Dalam ayat ini Allah mengisahkan seseorang yang telah diberi ilmu tentang kebenaran yang harus diikutinya, tetapi orang tersebut berpaling dari mengikuti ilmu yang benar tersebut, saat syaitan melihatnya dalam hal demikian, maka syaitan seketika itu pun ikut mendorongnya untuk meninggalkan kebenaran itu, lalu syaitan semakin menyesatkannya, akhirnya ia terjerumus ke dalam kesesatan yang amat jauh.
Padahal kalau ia mahu untuk mengamalkan ilmu dan mengikuti kebenaran yang telah dimilikinya, sesungguhnya Allah akan mengangkat darjatnya dengan kebenaran tersebut, tetapi Allah menghinakannya kerana ia terlebih dulu telah menghinakan kebenaran dan membuangnya di belakang punggungnya, ia lebih mengutamakan kesenangan duniawi dari kesenangan ukhrawi, ia lebih suka mengikuti hawa nafsunya yang sesat lagi hina dari mengikuti hidayah yang berkilau bagaikan cahaya.

Hal ini pulalah yang menimpa sebagian peribadi dan kelompok dalam Islam yang menisbatkan diri mereka kepada pendakwah, terlebih khusus sebagian saudara kita yang telah diberi kesempatan oleh Allah untuk menuntut ilmu di Universiti Islam yang tegak di atas Al Quran dan Sunnah menurut pemahaman salafus shalih, mereka masih mendahulukan hawa nafsunya dan mendahulukan kepentingan duniawi, atau kepentingan kelompoknya di atas kepentingan Allah dan Rasul-Nya.

Betapa banyaknya ayat Al Quran mencegah kita dari mengikuti hawa nafsu setelah jelasnya kebenaran dan setelah datangnya ilmu, karena hal inilah yang menyebabkan melencengnya ahlul kitab dari mengikuti kebenaran. Di antaranya firman Allah yang mulia:

“Katakanlah sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk yang sebenarnya, dan jika kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah pengetahuan datang kepadamu (niscaya) Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolongmu”. (QS. Al Baqarah: 120).

Maka di awal tahun ajaran baru ini penulis ingin mengingatkan diri serta para ikhwan seluruhnya baik yang baru datang maupun para ikhwan yang lama, mari kita bersama-sama untuk kembali mengintropeksi diri kita masing-masing dalam hal yang satu ini yaitu jangan kita sampai mendahulukan kepentingan duniawi di atas kepentingan ukhrawi.

Di antara keutamaan ilmu salaf adalah dekatnya buah ilmu mereka, ertinya ilmu mereka tersebut membuahkan amal soleh, seperti bersikap lembut terhadap sesama makhluk, mencintai kebenaran untuk seluruh makhluk, bukannya bahagia dengan kesalahan orang lain, sedikit berbicara banyak beramal, menimbulkan kekhusyukan dalam beribadah, menimbulkan rasa takut kepada Allah.

Salaf dalam menuntut ilmu lebih banyak mementing buah dari pada mengonggok batang, ibaratkan orang yang berkebun yang penting adalah banyaknya hasil perkebunan, bukan luas dan banyak bibit yang semai, untuk apa banyak pohon yang ditanam tapi tidak satu pun yang menghasilkan buah, dan akan lebih baik lagi orang yang punya perkebunan luas dan memiliki hasil panen yang banyak.

Disebutkan dalam pepatah arab: “Ilmu tanpa amal bagai pohon yang tidak berbuah”. Dalam pepatah lain: “Petiklah ilmu dengan amal, jika tidak ia akan pergi”. Diantara buah ilmu adalah membuahkan rasa takut kepada Allah, sebagaimana yang disebutkan Allah dalam firmanNya mulia:

“Sesungguhnya yang paling takut kepada Allah di antara hamba-hambaNya adalah para ulama”. (QS. Faathir: 28).

Berkata sebagian salaf, “Ilmu bukanlah dengan banyaknya riwayat tetapi ilmu adalah rasa takut (kepada Allah)”. Berkata lagi sebagian yang lain: “Barang siapa yang takut kepada Allah maka ia adalah seorang ‘alim, dan barang siapa yang melakukan maksiat kepada Allah maka ia adalah seorang jahil”.

Di antara buah ilmu salaf adalah memberikan kekhusukan kepada mereka dalam beribadah.Ilmu yang bermanfaat adalah memperkenalkan pemiliknya dengan robbnya dan menunjukkan jalan kepada robbnya sehingga ia mengenalNya, mengesakanNya dalam segala bentuk ibadahnya, merasa senang dan dekat denganNya, ia menyembah robbnya seakan-akan ia melihatNya.

Oleh sebab itu kebanyakan para sahabat berkata: “Sesungguhnya yang pertama sekali diangkat dari tengah-tengah manusia adalah rasa khusuk dalam ibadah. Berkata Ibnu Mas’ud: “kebanyakan orang membaca Al Quran tidak melewati tenggorokannya, dan tetapi jikalau tertancap dalam hati, ia akan lengket dan bermamfaat”. Berkata Hasan Al Bashri: “ilmu itu ada dua macam; ilmu di atas lidah, itu adalah hujjah Allah di atas anak Adam, ilmu dalam hati, itulah ilmu yang bermanfaat”.

Oleh karena kebanyakan salaf berkata, ”ulama itu ada tiga golongan; pertama: ‘alim dengan Allah, ‘alim dengan perintah Allah, kedua: ‘alim dengan Allah tetapi tidak ‘alim dengan perintah Allah, ketiga ‘alim dengan perintah Allah tetapi tidak ‘alim dengan Allah”. (Fadhlu ilmu salaf: 50).

Kedua: Suka berdebat dan berjidal.

Telah terdapat dalam sebuah hadits tentang larangan berjidal,
“Tidaklah suatu kaum menjadi sesat setelah diberi petunjuk kecuali setelah mereka mendapati jidal” kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat “Tidaklah mereka itu memberikan perumpamaan kepada engkau kecuali sekedar untuk untuk membantah saja, tetapi mereka itu adalah kaum yang suka bertengkar (QS. Az Zukhruf: 58)”. (HR. At Tirmizi no: 3253, hasan shohih).

Telah berkata sebahagian salaf: “Apabila Allah mengehendaki suatu kebaikan untuk seorang hamba, Allah membukakan untuknya pintu amal, dan menutup darinya pintu jidal, dan apabila Allah mengehendaki kejelekan untuk seorang hamba, Allah menutup untuknya pintu amal dan membuka baginya pintu jidal”.

Berkata Imam Malik: “Berjidal adalah menghilangkan cahaya ilmu dan mengeraskan hati, serta menyebabkan permusuhan”. (Ibnu Rajab, Fadhlu Ilmi Salaf: 35). Diantara sifat salaf adalah sedikit berbicara, diamnya salaf dari berbantah-bantahan dan berjidal bukannya karena mereka itu lemah dan bodoh, tetapi mereka diam di atas penuh ilmu dan penuh takut kepada Allah.

Adapun banyak pembicaraan dan komentar dari orang-orang setelah mereka bukan berarti mereka lebih berilmu dari salaf tetapi disebabkan karena mereka suka banyak bicara dan kurangnya sikap wara’. Sebagaimana yang dikatakan Hasan Al Bashri tatkala ia menyaksikan orang saling berdebat, “mereka adalah kaum yang malas beribadah dan suka berbicara serta tidak memiliki warak makanya mereka suka ngobrol”. (Ibnu Rajab, Fadhlu Ilmi Salaf: 36).

Berkata Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu: “Sesungguhnya kalian berada di zaman yang banyak ulamanya sedikit para khatibnya, akan datang sesudah kalian masa yang banyak khatibnya tetapi sedikit ulamanya, barang siapa yang luas ilmunya dan sedikit omongannya, maka ia adalah terpuji, dan barang siapa yang sebaliknya maka ia adalah tercela”.

Ibnu rajab berkata; “Kebanyakan generasi sekarang mengira bahwa banyak bicara, suka berjidal, suka berbantah dalam masalah agama, adalah lebih tahu dari orang yang tidak seperti demikian, inilah suatu kebodohan, coba kita lihat bagaimana para sahabat sangat sedikit perkataan mereka bila dibandingkan dengan perkataan tabi’in, sedangkan para sahabat jauh lebih berilmu bila dibandingkan dengan tabi’in, begitu juga halnya tabi’ut tabi’iin dengan tabi’in, ilmu bukanlah diukur dengan banyak riwayat dan tidak pula diukur dengan banyak omongan tetapi ilmu adalah cahaya yang diberikan Allah ke dalam hati seseorang yang menjadikannya paham tentang kebenaran, dan mampu membedakan antara yang hak dengan yang batil, serta mengungkapkannya dengan perkataan yang simpel dan padat serta tepat dalam menyampaikan kepada apa yang di maksud”. (Ibnu Rajab, Fahdul Ilmi Salaf: 37-38).

Maka perlu untuk diketahui bahwa sesungguhnya bukanlah setiap orang yang luas pembicaraannya, pintar berbicara lebih berilmu dari orang yang tidak demikian halnya, sungguh di akhir zaman ini kita telah mendapat cobaan dari sebahagian manusia yang berpandangan demikian.

Ketiga: Mendahulukan kepentingan duniawi diatas kepentingan ukhrawi

Ibnu Rajab menyebutkan dalam kitab beliau (Fadhl Ilmi Salaf hal: 52-54) beberapa bentuk sikap orang yang memburu kesenangan dunia dengan memobilisasi ukhrawi, adakalanya mengaku memiliki ilmu tentang keagamaan, tetapi tujuannya dibalik itu adalah ingin mencari kududukan di tengah-tengah manusia, baik di kalangan penguasa atau lainnya, atau untuk mencari pengikut yang banyak dan berbangga dengannya, seperti mengaku sebagai wali dan sebagainya.

Di antara ciri-cirinya lagi adalah tidak mau tunduk kepada kebenaran, dan memiliki kesombongan terhadap orang yang menegakkan kebenaran, apalagi bila orang tersebut tidak terpandang di mata manusia, kemudian tetap berpegang dengan kebatilan karena takut terbukanya kedok kesesatan dan kebodohannya, saat tersebarnya kebenaran di tengah-tengah manusia.

Boleh jadi kadangkala ia mencela dirinya sendiri, agar dianggap sebagai orang yang memiliki sifat tawadhu’, supaya orang lain memujinya. Dalam kenyataan sehari-hari kita sering menyaksikan orang-orang yang binasa dan celaka dalam berbagai lembah yang hina, demi mencari kesenangan duniawi dengan memperdagangkan urusan ukhrawi, ada yang binasa di lembah maksiat, bid’ah, popularitas, atau lembah partai politik, dan lain-lain sebagainya. Allah telah berfirman dalam kitab suciNya:

“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan duniawi dan perhiasannya, niscaya kami akan memberikan balasan amalan mereka di dunia dengan sempurna, dan mereka tidak akan dirugikan sedikitpun didalamnya, mereka itulah orang-orang yang tidak mendapatkan di akhirat kelak kecuali neraka, dan hilanglah segala apa yang mereka usahakan di dunia, dan sia-sialah segala apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. Huud: 15,16).
Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud radhialhu ‘anhu, bahwa ia berkata,
“Kalaulah seandainya pemilik ilmu menjaga ilmu dan meletakkannya pada orang yang sebagai pemiliknya, sungguh mereka akan memimpin zaman mereka, tetapi mereka memberikannya pada pemilik dunia, supaya mereka memperoleh keduniaan mereka, maka mereka dihinakan (di hadapan) pemilik dunia, aku telah mendengar Nabi kalian bersabda: “Barang siapa yang menjadikan kepentingannya satu kepentingan yaitu kepentingan akhiratnya niscaya Allah akan mencukupkan kebutuhan dunianya, barangsiapa yang terpencar-pencar kepentingannya dalam urusan dunia, Allah tidak menghiraukan di lembah manapun ia binasa”. (HR. Ibnu Majah no: 257).

Imam Asy Syaukany mengulas dalam kitanya “Adabuthalab wal muntahal’arib”, diantara sebab yang membuat seseorang menjauhi kebenaran, dan menyembunyikan dalil-dalil kebenaran serta tidak menerangkan apa yang diwajibkan Allah kepadanya untuk menerangkannya adalah kecintaan kepada kehormatan dan harta. 

Banyak fenomena yang kita saksikan di tengah para tholabul ‘ilmi, yang tidak mungkin kita kupas dalam bahasan yang ringkas ini, tetapi orang yang arif dan bijak dengan isyarat sudah cukup untuk mengingatkannya. Wallahu a’alam bishawaab.

Thursday, April 21, 2011

Rahsia Di Sebalik Kejadian Lalat


“Bila musim panas ja lalat bukan main banyak lagi ya..” Saya membuka cerita petang itu. Mata kami memerhati sekumpulan lalat yang liar hinggap di permukaan tikar plastik. Sengaja kami hamparkan tikar di atas sutuh rumah baru Hasbul Nizal usai membantu proses perpindahan.

Beliau dah zaujahnya baru sahaja mendirikan rumah tangga. Lalu imarah kosong tinggalan arab itu disewakan buat tumpangan mereka berdua melayari bahtera.

“Tula, banyak ya lalat..” Balas Sulaiman.

“Ana pelik juga ya, waktu musim sejuk lalat pi mana habis..tak dak pulak.” Saya menyambung.

“Lalat dia simpan benih siap-siap kot..”

“Ka pakat lari dok dalam selimut sebab sejuk..hehe.” Sambung saya serentak suara Sulaiman dihujung. Kami ketawa memecah sunyi hening petang. Sesekali bayu senja berputar menerobos celah rekahan bangunan berbatu.

Hikmah Pertama

Pernahkah kita berfikir sejenak hikmah penciptaan seekor lalat yang dianggap jijik oleh manusia?

Cerita lalat bukan suatu hikayat baru, lalat pernah mewarnai kisah sejarah yang tercatit dalam lembaran Al-Quran mulia. Buktinya? Ayuh perhatikan kalam Agung ini:

“Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.” (Al-Hajj: 73)

Gambaran yang dilukis dalam ayat Al-Quran ini menunjukkan pengajaran yang berguna untuk difikirkan secara teliti. Ini kerana, Allah SWT telah mendatangkan perbandingan yang ringkas tetapi kesannya cukup besar kepada manusia khususnya kepada golongan kafir.

Kesan besar yang dimaksudkan ialah kerana ia melibatkan soal Aqidah. Dakwaan golongan kafir yang mengatakan patung-patung ukiran tangan mereka adalah Tuhan harus disembah telah dijawab oleh Allah SWT dengan sindiran tajam yang menyucuk jiwa-jiwa mereka. Allah SWT telah menghina golongan yang menyembah patung dengan suatu penghinaan yang melumpuhkan daya fikir mereka secara logikal.

Dalam membicarakan berkenaan konsep ketuhanan ianya tidak dapat lari daripada membincangkan konsep penciptaan. Oleh yang demikian itu, Allah SWT telah menyuruh golongan ini menciptakan seekor lalat seandainya mereka mengaku mempunyai kekuatan dan kekuasaan yang diberikan patung sembahan mereka.

Lalu, kehinaan ini terus menerus menusuk ke ulu hati mereka memandangkan patung keras tidak bernyawa itu mana mungkin mampu menciptakan serangga sekecil lalat bahkan tidak memberikan sebarang kelebihan apapun kepada mereka yang menyembah.

Tidak cukup dengan itu, Allah SWT mendatangkan lagi suruhan dengan gaya bahasa dan uslub yang cukup berbekas iaitu seandainya patung itu berkuasa maka halaulah lalat yang hinggap dihidung ukiran itu tanpa bantuan sesiapapun.

Ternyata patung itu tidak berkemampuan. Malah tidak langsung memberikan sebarang reaksi tindak balas.

Begitu juga Allah SWT turut menyuruh agar golongan kafir memohon kepada patung mereka menghapuskan segala macam penyakit berbahaya yang dibawa oleh lalat. Juga tidak mampu!

Uslub Balaghah

Di dalam ayat di atas, Allah SWT menyeru kepada manusia dengan seruan يا أيها الناس bermaksud “Wahai sekalian manusia!” dan ia adalah seruan berbentuk umum. Menurut pengertian bahasa arab, seruan itu seolah-olah suatu panggilan yang jauh. Apa yang dimaksudkan dengan suatu panggilan jauh pula? Maksud firman Allah SWT dalam ayat ini adalah suatu seruan kepada semua manusia semenjak dahulu sehinggalah datangnya hari pengakhiran iaitu hari kiamat.

Apakah rahsia Allah SWT menyebut perkataan lalat, bukan gajah atau unta?

Ini kerana ayat ini seolah-seolah menempelak orang kafir yang berkata Tuhan mereka mampu melakukan segala-galanya. Oleh itu didatang suruhan untuk mencipta lalat yang jijik agar mereka berfikir dan terus berfikir. Hatta mencipta benda sekecil lalat juga tidak mampu inikan pula haiwan sebesar gajah dan unta.

Apakah pula hikmah Allah SWT memilih lalat untuk dijadikan contoh?

Seperti yang manusia sedia maklum bahawa lalat merupakan serangga yang kecil, lemah dan hina bahkan mampu memberi kemudharatan kepada manusia dengan di datangkan bermacam penyakit yang berbahaya sehingga membawa kepada hilangnya nyawa manusia.

Menurut Kitab Jaulah fi Dauhah Al-Adab, di antara penyakit berbahaya yang dibawa oleh lalat ialah jangkitan Tuberculosis (Jarsumah As-sel), Salmonella typhi (At-Taifud), Amebiasis (Ad-Dusnataria) dan Pink Eye (Ar-Ramd).

Selain itu, saya juga terbaca info yang ditulis oleh seorang pelajar perubatan Kaherah berkenaan penyakit bawaan lalat. Anda boleh terus klik untuk ke blognya.

Hikmah Kedua

“Apabila lalat terjatuh ke dalam bekas minuman salah seorang di antara kamu, celuplah dan kemudian buanglah ia kerana pada sebelah sayapnya mengandungi penawar dan di sebelah sayapnya yang lain mempunyai penyakit.” (Hadis riwayat Bukhari, Imam Ahmad, Abu Daud dan Ibn Majah)

Betapa hebat mukjizat kurniaan Allah SWT kepada kekasihnya Nabi Muhammad SAW yang mengetahui perkara-perkara ghaib. Sedangkan jikalau menurut logik akal tidak relevan untuk mencelup lalat yang kotor kali kedua di dalam bekas air minuman. Namun kajian saintifik kini membuktikan kebenaran kata-kata baginda Rasulullah SAW. Menurut Dr Danial Zainal Abidin dari petikan buku Perubatan Islam dan Bukti Sains Moden:

Secara dasarnya, hadis ini memperkenalkan konsep vektor dalam penyebaran penyakit. Vektor ialah haiwan dan serangga tertentu, contohnya lalat yang membawa kuman-kuman keapda makhluk lain, contohnya manusia. Dalam konteks lalat, konsep vektor ini hanya baru difahami pada abad kesembilan belas sedangkan Nabi Muhammmad menyebut mengenainya pada abad ketujuh lagi.

Hikmah Ketiga

Saya tertarik bila membaca artikel sebuah blog mengatakan bahawa di negara-negara Eropah serangga-serangga kecil misalnya seperti lalat jarang ditemui. Ini berbeza jika mahu dibandingkan dengan negara-negara timur tengah dan beriklim khatulistiwa.

Seperti yang saya sebutkan di permulaan artikel, apabila iklim bertukar ke musim panas maka kehadiran lalat yang beribu-ribu itu akan memenuhi ruang udara negara Mesir.

Umumnya masyarakat mengetahui lalat ialah sejenis serangga yang hidup di persekitaran kotor dan menjijikkan. Malah lalat terus aktif membiak jika kawasan tersebut dibiarkan tanpa seliaan yang bersistematik.

Justeru, saya melihat ini adalah merupakan hikmah mengapa Allah SWT mendatangkan serangga lalat kepada manusia. Bukankah Islam mengajar bahawa menjaga kebersihan itu adalah suatu perkara yang dituntut oleh umatnya? Nah, lihat dan fikirlah hikmahnya.

Masakan lalat mahu hidup ditempat yang bersih dan tiada sebarang pencemaran yang menjijikkan bukan?

SubhanALLAH!


Pengembara lautbiru juga boleh baca entri pasal 15 perkara menarik pasal nyamuk

Sumber: http://www.faridrashidi.com/2009/06/12/rahsia-di-sebalik-kejadian-lalat/

Tuesday, April 19, 2011

SATU MUHASABAH ; Kenapa Yahudi Bijak?

Siapa boleh nafikan, kepandaian yahudi hingga memecah ekonomi dunia. baca sampai abis dan tengok sekeliling kita..

Setelah berada 3 tahun di Israel kerana menjalani housemanship dibeberapa hospital disana, ada beberapa perkara yang menarik dapat saya perhatikan untuk dijadikan tesis ini, iaitu "Mengapa Yahudi Bijak?". Memang tidak dapat dinafikan ramai cendikiawan berbangsa Yahudi, dari segala bidang, Engineering, musik, saintis dan yang paling hebat ialah bidang perniagaan, dimana ia memang paling tersohor. Hampir 70% perniagaan di dunia dikuasai oleh kaum Yahudi, dari kosmetik, pakaian, pemakanan, senjata, perhotelan, perfileman di Hollywood dan sebagainya.

Ketika tahun kedua, akhir bulan December 1980 dan sedang saya menghitung hari untuk pulang ke California saya terfikir apakah sebabnya kaum Yahudi begitu pintar? Kenapa Tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau olah manusia sendiri? Adakah bijak boleh dijana? Seperti kilang pengeluaran? Maka saya pon tergerak membuat tesis untuk Phd saya, disamping kebaikan untuk umat sejagat dan dapat hidup secara harmoni. Untuk pengetahuan anda tesis yang saya lakukan ini mengambil masa hampir lapan tahun, ini kerana untuk mengumpulkan data-data yang setepat mungkin. Antara data-data yang saya kumpulkan ialah pemakanan, adat resam, ugama, persiapan awal untuk melahirkan zuriat dan sebagainya dan data data tadi saya cuba bandingkan dengan bangsa dan kaum kaum lain.

Marilah kita mulakan dengan persiapan awal melahirkan zuriat. Di Israel, setelah mengetahui yang sang ibu sedang mengandung, pertama kali saya perhatikan ialah, sang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano dan si ibu dan bapa akan membeli buku metamatik dan menyelesaikan masalah metamatik bersama suami, saya sungguh hairan kerana teman saya yang mengandung sering membawa buku metamatik dan bertanya kepada saya beberapa soalan yang beliau tak dapat menyelesaikanya, oleh kerana saya memang minat tentang metamatik, tentu saja dengan senang saya bantu beliau. Saya bertanya kepada beliau, adakah ini untuk anak kamu? Beliau menjawab, "ia, ini untuk anak saya yang masih didalam kandungan, saya sedang melatih otak beliau, semuga ia menjadi genius apabila dewasa kelak" Perkara ini membuat saya tertarik untuk mengikut perkembangan beliau seterusnya. Berbalik kepada metamatik tadi, tanpa merasa jenoh beliau membuat latihan metamatik sehingga beliau melahirkan anak.

Seperkara lagi yang saya perhatikan ialah pemakanan beliau, sejak awal mengandung beliau gemar sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu, dan untuk tengah hari makan utama beliau ialah roti dan ikan tanpa kepala bersama salad yang digaul dengan badam dan berbagai jenis kekacang, menurut beliau daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak dan kepala ikan mengandungi kimia yang tidak baik yang dapat merosakkan pengembangan dan penumbuhan otak anak didalam kandungan. menurut beliau ini adalah adat orang orang yahudi ketika mengandung dan ianya menjadi semacam kewajipan untuk ibu ibu yang sedang mengandung mengambil pil minyak ikan.

Ketika saya diundang untuk makan malam bersama orang orang Yahudi, perkara pertama yang saya perhatikan ialah menu mereka.. Setiap undangan yg sama perhatikan ialah mereka gemar sekali memakan ikan (hanya isi atau fillet) dan biasanya daging tidak akan ada bersama dimeja jika ada ikan, menurut mereka, campuran daging dan ikan tak elok dimakan bersama. Salad dan kacang adalah suatu kemestian, terutama badam.

Seperkara yang pelik ialah mereka akan memakan buah buahan dahulu sebelum memakan hidangan utama. Jangan terperanjat jika anda diundang kerumah Yahudi anda akan dihidangkan buah buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan hidangan kabohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah buahan, ini akan menyebabkan kita merasa ngantuk dan lemah dan payah untuk memahami pelajaran disekolah.

Di Israel, merokok adalah taboo, apabila anda diundang makan dirumah Yahudi, jangan sekali kali merokok, dan tanpa malu mereka akan menyuruh anda keluar dari rumah mereka dam merokok diluar rumah mereka. Menurut saintis di Universiti Israel , siasatan menunjukkan nikotin dapat merosakkan sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada genes, ini bermakna keturunan perokok bakal membawa generasi yg cacat otak ( bodoh atau lembab). Suatu penemuan yg dahsyat ditemui oleh saintis yg mendalami bidang genes dan DNA. Para perokok harap ambil perhatian. (Ironi nya, pemilik pengeluar rokok terbesar adalah ...... tekalah sendiri..!)

Perhatian saya selanjutnya ialah melawati tadika mereka, Pemakanan anak anak tadi cukup dikawal, makanan awal ialah buah buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever) Didalam pengamatan saya, kanak Yahudi sungguh bijak dan rata rata mereka memahami 3 bahasa iaitu Hebrew, Arab dan Inggeris dan sedari awal lagi mereka telah dilatih bermain piano dan violin, ini adalah suatu kewajipan. Menurut mereka bermain musik dan memahami nota notanya dapat meningkatkan lagi IQ kanak kanak dan sudah tentu bakal menjadikan budak itu bijak. Ini menurut saintis Yahudi, gegaran musik dapat stimulate (semacam senaman untuk otak) maka itu terdapat ramai sekali genius musik terdiri dari kaum Yahudi.

Seterusnya ke darjah 1 hingga 6, anak anak Yahudi akan diajar matematik berkonsepkan perniagaan dan pelajaran sains amatlah diberi keutamaan. Di dalam perhatian peribadi saya, perbandingan dengan anak anak di California, ianya jauh berbeza tentang IQ dan boleh saya katakan 6 tahun kebelakang!! !. Segala pelajaran akan dengan mudah di tangkap oleh anak Yahudi. Selain dari pelajaran tadi sukan juga menjadi kewajipan bagi mereka dan sukan yg diberi keutamaan ialah memanah, menembak dan berlari, menurut teman saya ini, memanah dan menembak dapat melatih otak mem fokus sesuatu perkara disamping mempermudahkan persiapan untuk perhidmatan negara.

Selanjutnya pemerhatian saya menuju ke sekolah tinggi (menengah) di sini murid-murid ditekan dengan pelajaran sains dan mereka digalakkan mencipta produk. Segala projek mereka walaupon kadangkala kelihatannya lucu dan mengarut, tetap diteliti dengan serius apatah lagi ianya berupa senjata, perubatan dan engineering, idea itu akan dibawa ke institute tinggi di Politeknik dan Universiti.

Satu lagi yang diberi keutamaan ialah fakulti perniagaan. Saya sungguh terperanjat melihat mereka begitu agresif dan seriusnya mereka tentang perniagaan. Di akhir tahun di universiti, para penuntut dibidang niaga dikehendaki melakukan projek dan mempraktikkannya dan anda hanya akan lulus jika kumpulan anda (10 pelajar setiap kumpulan) dapat keuntungan sebanyak $US1juta! Anda terperanjat? Itulah kenyataan, dengan rangkaian seluruh dunia dan ditaja sepenuhnya oleh syarikat milik Yahudi, maka tidak hairanlah mereka dapat menguasai ½ perniagaan didunia! Siapakah yg mencipta design Levis yg terkini? Ianya dicipta di Universiti Israel oleh fakulti bisnes dan fesyen.

Pernahkah anda melihat cara orang Yahudi melakukan ibadah mereka? Salah satu caranya ialah dengan menggoyangkan kepala mereka, menurut mereka ini dapat mengaktifkan otak mereka dan menambahkan oksigen dikepala, banyak ugama lain di Timur Tengah, seperti Islam juga ada menyuruh umatnya menunduk atau menggoyangkan kepala, ini guna dapat mensimulasikan otak kita supaya bertambah aktif. Lihat orang orang Jepun, mereka sering menunduk-nundukkan kepala dan ianya sebagai adat. Ramai orang orang Jepun yg pandai? Adakah ianya sebagai kebetulan? Kegemaran mereka ialah sushi (ikan mentah). Adakah ini kebetulan? Fikirkanlah!

Berpusat di New York, Dewan Perniagaan Yahudi bersedia membantu mereka yg berminat untuk melakukan bisnes (sudah tentu untuk Yahudi sahaja). Jika mereka ada idea yg bernas, jawatan kuasa akan memberi pinjaman tanpa faedah dan pentadbir dari jawatan kuasa tadi akan bekerjasama dengan anda untuk memastikan yg perniagaan mereka menurut landasan yg betul. Maka itu lahirlah Starbuck, Dell, Coca cola, DKNY, Oracle, Perfileman di Hollywood, Levis, Dunkin Donut dan ada beratus kedai ternama dibawah naungan dewan perniagaan Yahudi di New York. Graduan Yahudi dari fakulti perubatan New York akan disarankan untuk mendaftar dipersatuan ini dan digalakkan memulakan klinik mereka sendiri dengan bantuan wang tanpa faedah. Barulah saya tahu mengapa hospital di New York dan California sentiasa kekurangan doktor pakar.

Kesimpulanya, pada teori saya, melahirkan anak dan keturunan yg bijak boleh dilaksanakan dan tentunya bukan semalaman, ianya memerlukan masa, beberapa generasi mungkin? Persiapan awal adalah ketika sang ibu mengandung, galakkanlah si ibu melakukan latihan matematik yg mudah tetapi konsisten di samping mendengar musik klasik (bagi umat Islam lebih baik diperdengarkan bacaan ayat suci Al-Quran - admin). Seterusnya ubahlah cara pemakanan, makanlah makanan yg elok dan berkhasiat yg baik untuk otak, menghayati musik sejak kecil adalah baik sekali untuk pertumbuhan otak kanak kanak, dengan bermain piano dan violin sudah tentu dapat melatih anak anak mencerdaskan otak mereka. Demikian juga sukan yg memerlukan kosentrasi yg tinggi, seperti memanah, bola keranjang, dart dan menembak. Merokok menjanjikan generasi yg moron (goblok) dan sudah tentu genes bodoh akan mengikut ke generasi si perokok. Lawatan saya ke Singapore pada tahun 2005 amat memeranjatkan sekali! Di sini perokok seperti di anak tirikan dan begitu susah sekali untuk perokok, dan anda tahu berapa harga sekotak rokok? US$ 7 !!! ini bersamaan perbelanjaan sehari untuk makan anda!! Saya puji sekali sikap pemerintah Singapore dan menakjubkan sekali!!! Dan seperti Israel ianya begitu taboo dan cara pentadbiran dan segi pembelajaran mereka hampir serupa dengan Israel , maka itu saya lihat banyak institusi pelajaran mereka bertaraf dunia walaupun hakikatnya negeri Singapore hanyalah sebuah pulau sebesar Manhattan !!

Anda mungkin musykil, benarkah merokok dapat melahirkan generasi goblok? Saya telah menemui beberapa bukti menyokong teori ini. Lihat saja Indonesia, jika anda ke Jakarta, di mana saja anda berada, dari restoran, teater, kebun bunga hingga ke muzium, hidung anda akan segera terbau asap rokok! Dan harga rokok? Cuma US$ .70cts !!! dan hasilnya? Dengan penduduknya berjumlah jutaan orang berapa banyakkah universiti terdapat di sana? Hasil apakah yg dapat dibanggakan? Teknologi? Jauh sekali. Adakah mereka dapat berbahasa selain dari bahasa mereka sendiri? Mengapa mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggeris? Ditangga berapakah kedudukan mereka di pertandingan matematik sedunia? Adakah ini bukan akibat merokok? Anda fikirlah sendiri.

Di tesis saya ini, saya tidak akan menimbulkan soal ugama atau bangsa, adakah Yahudi itu zalim sehingga diusir dari semenjak zaman Paraoh hingga ke Hitler, bagi saya itu isu politik dan survival, yg ingin saya ketengahkan ialah, mampukah kita dapat melahirkan generasi yg bijak seperti Yahudi? Jawapannya ialah mungkin dan tidak mustahil dan ianya memerlukan perubahan, dari segi pemakanan dan cara mendididik anak dan saya kira hanya memerlukan 3 generasi sahaja. Ini dapat saya lihat sendiri tentang cucu saya, ini setelah saya mengajar anak saya melalui program yg telah saya nyatakan di atas tadi, pada umur 9 tahun (cucu saya) dia dapat menulis esei sepanjang 5 mukasurat penuh. Eseinya hanyalah mengenai 'Mengapa saya gemarkan tomato! ' Selamat sejahtera dan semuga kita dapat melahirkan manusia yg bijak dan bersifat mulia untuk kebaikan manusia sejagat tanpa mengenal batasan bangsa.

Penulis : Dr. Stephen Carr Leon

Di alih bahasa oleh :Adibah Mohd Noor Matriculation Lecturer, Department of Sciences UIA, Matriculation Centre, Petaling Jaya, Selangor.