Saturday, April 23, 2011

Parasitisme ilmu

Pengembara lautbiru yang dihormati, untuk entri pada kali ini saya petik mutiara ilmu dari sebuah website :
http://salafiyunpad.wordpress.com/2007/11/03/titian-dalam-menuntut-ilmu-bagian-kedua-habis/
berkisarkan tentang  gejala parasitisme yang terdapat pada golongan yang menuntut ilmu. Gejala ini sangat merbahaya sehingga boleh menjerumuskan seseorang penuntut ilmu itu ke dalam api neraka. Ambillah pengajaran dari mutiara ilmu pada kali ini untuk sama-sama kita perbaiki diri dan amal ibadah kita.InsyaAllah.


Berbagai tujuan yang tidak suci sering mencemari ilmu kita seperti kurangnya keikhlasan, untuk mengejar kesenangan duniawi, ketenaran, pangkat, jabatan, gelar, untuk membodohi orang awam, untuk berbangga dihadapan para ulama, dsb, berikut ini kita singgung sedikit beberapa hal terpenting yang menyebabkan ilmu kita tidak bermanfaat.

Pertama: Berpegang dengan hawa nafsu setelah datangnya ilmu.

Di antara sebab-sebab yang menghalangi seseorang untuk mendapatkan ilmu ialah tidak mengamalkan ilmu itu sendiri, serta masih mendahulukan emosional hawa nafsu, bentuk-bentuk mendahulukan hawa nafsu itu sendiri beragam, seperti berpegang kepada bukan wahyu ilahi, adakalanya kepada akal semata, atau kepada hawa nafsu, atau kepada mimpi, atau kepada pendapat tuan guru dan pemimpin suatu kelompok tertentu (ta’ashub dan taqlid buta), sekalipun hal itu nyata-nyata bertentangan dengan ilmu yang dimilikinya, baik yang berhubungan dengan aqidah, ibadah maupun dakwah dan muamalah.

Hal ini diceritakan oleh Allah dalam Al Quran tentang ulama-ulama orang yahudi, mereka memiliki ilmu, tetapi ilmu tersebut tidak memberi manfaat kepada diri mereka dalam mengambil kebenaran. Sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah,

“Perumpamaan orang-orang yang dibebankan kepada mereka Taurat kemudian mereka tidak mengamalkannya adalah seperti keledai yang membawa lembaran-lembaran yang tebal”. (QS. Al Jum’ah: 5).

Allah mencela orang-orang yahudi karena mereka tidak mengamalkan Taurat yang merupakan ilmu yang dibawa nabi Musa ‘alaihi salam kepada mereka. Di antaranya adalah mereka tidak mau beriman dengan kenabian Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, yang sudah diberitakan tentang kedatangannya dalam kitab mereka Taurat, bahkan mereka mengenal ciri-cirinya lebih dari mengenal ciri anak-anak mereka sendiri, bahkan mereka tidak cukup sampai di situ tetapi mereka sesat lebih jauh lagi dengan mengubah isi Taurat itu sendiri sesuai dengan kemauan dan kehendak mereka sendiri. Contoh lain dalam Al Quran tentang orang yang tidak mengamalkan ilmunya, terdapat dalam firman Allah;

“Dan bacakanlah kepada mereka tentang berita orang yang telah kami berikan kepadanya ayat-ayat kami (pengetahuan tetang isi Alkitab), kemudian ia berlepas diri dari ayat-ayat itu, lalu syaitan mengikutinya (sampai ia tersesat), maka ia terjerumus menjadi orang-orang yang sesat. Dan jika kami berkehendak, sungguh kami angkat (derajat)nya dengan ayat-ayat tersebut, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya (yang hina)”. (QS. Al A’raaf: 176,175).

Dalam ayat ini Allah mengisahkan seseorang yang telah diberi ilmu tentang kebenaran yang harus diikutinya, tetapi orang tersebut berpaling dari mengikuti ilmu yang benar tersebut, saat syaitan melihatnya dalam hal demikian, maka syaitan seketika itu pun ikut mendorongnya untuk meninggalkan kebenaran itu, lalu syaitan semakin menyesatkannya, akhirnya ia terjerumus ke dalam kesesatan yang amat jauh.
Padahal kalau ia mahu untuk mengamalkan ilmu dan mengikuti kebenaran yang telah dimilikinya, sesungguhnya Allah akan mengangkat darjatnya dengan kebenaran tersebut, tetapi Allah menghinakannya kerana ia terlebih dulu telah menghinakan kebenaran dan membuangnya di belakang punggungnya, ia lebih mengutamakan kesenangan duniawi dari kesenangan ukhrawi, ia lebih suka mengikuti hawa nafsunya yang sesat lagi hina dari mengikuti hidayah yang berkilau bagaikan cahaya.

Hal ini pulalah yang menimpa sebagian peribadi dan kelompok dalam Islam yang menisbatkan diri mereka kepada pendakwah, terlebih khusus sebagian saudara kita yang telah diberi kesempatan oleh Allah untuk menuntut ilmu di Universiti Islam yang tegak di atas Al Quran dan Sunnah menurut pemahaman salafus shalih, mereka masih mendahulukan hawa nafsunya dan mendahulukan kepentingan duniawi, atau kepentingan kelompoknya di atas kepentingan Allah dan Rasul-Nya.

Betapa banyaknya ayat Al Quran mencegah kita dari mengikuti hawa nafsu setelah jelasnya kebenaran dan setelah datangnya ilmu, karena hal inilah yang menyebabkan melencengnya ahlul kitab dari mengikuti kebenaran. Di antaranya firman Allah yang mulia:

“Katakanlah sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk yang sebenarnya, dan jika kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah pengetahuan datang kepadamu (niscaya) Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolongmu”. (QS. Al Baqarah: 120).

Maka di awal tahun ajaran baru ini penulis ingin mengingatkan diri serta para ikhwan seluruhnya baik yang baru datang maupun para ikhwan yang lama, mari kita bersama-sama untuk kembali mengintropeksi diri kita masing-masing dalam hal yang satu ini yaitu jangan kita sampai mendahulukan kepentingan duniawi di atas kepentingan ukhrawi.

Di antara keutamaan ilmu salaf adalah dekatnya buah ilmu mereka, ertinya ilmu mereka tersebut membuahkan amal soleh, seperti bersikap lembut terhadap sesama makhluk, mencintai kebenaran untuk seluruh makhluk, bukannya bahagia dengan kesalahan orang lain, sedikit berbicara banyak beramal, menimbulkan kekhusyukan dalam beribadah, menimbulkan rasa takut kepada Allah.

Salaf dalam menuntut ilmu lebih banyak mementing buah dari pada mengonggok batang, ibaratkan orang yang berkebun yang penting adalah banyaknya hasil perkebunan, bukan luas dan banyak bibit yang semai, untuk apa banyak pohon yang ditanam tapi tidak satu pun yang menghasilkan buah, dan akan lebih baik lagi orang yang punya perkebunan luas dan memiliki hasil panen yang banyak.

Disebutkan dalam pepatah arab: “Ilmu tanpa amal bagai pohon yang tidak berbuah”. Dalam pepatah lain: “Petiklah ilmu dengan amal, jika tidak ia akan pergi”. Diantara buah ilmu adalah membuahkan rasa takut kepada Allah, sebagaimana yang disebutkan Allah dalam firmanNya mulia:

“Sesungguhnya yang paling takut kepada Allah di antara hamba-hambaNya adalah para ulama”. (QS. Faathir: 28).

Berkata sebagian salaf, “Ilmu bukanlah dengan banyaknya riwayat tetapi ilmu adalah rasa takut (kepada Allah)”. Berkata lagi sebagian yang lain: “Barang siapa yang takut kepada Allah maka ia adalah seorang ‘alim, dan barang siapa yang melakukan maksiat kepada Allah maka ia adalah seorang jahil”.

Di antara buah ilmu salaf adalah memberikan kekhusukan kepada mereka dalam beribadah.Ilmu yang bermanfaat adalah memperkenalkan pemiliknya dengan robbnya dan menunjukkan jalan kepada robbnya sehingga ia mengenalNya, mengesakanNya dalam segala bentuk ibadahnya, merasa senang dan dekat denganNya, ia menyembah robbnya seakan-akan ia melihatNya.

Oleh sebab itu kebanyakan para sahabat berkata: “Sesungguhnya yang pertama sekali diangkat dari tengah-tengah manusia adalah rasa khusuk dalam ibadah. Berkata Ibnu Mas’ud: “kebanyakan orang membaca Al Quran tidak melewati tenggorokannya, dan tetapi jikalau tertancap dalam hati, ia akan lengket dan bermamfaat”. Berkata Hasan Al Bashri: “ilmu itu ada dua macam; ilmu di atas lidah, itu adalah hujjah Allah di atas anak Adam, ilmu dalam hati, itulah ilmu yang bermanfaat”.

Oleh karena kebanyakan salaf berkata, ”ulama itu ada tiga golongan; pertama: ‘alim dengan Allah, ‘alim dengan perintah Allah, kedua: ‘alim dengan Allah tetapi tidak ‘alim dengan perintah Allah, ketiga ‘alim dengan perintah Allah tetapi tidak ‘alim dengan Allah”. (Fadhlu ilmu salaf: 50).

Kedua: Suka berdebat dan berjidal.

Telah terdapat dalam sebuah hadits tentang larangan berjidal,
“Tidaklah suatu kaum menjadi sesat setelah diberi petunjuk kecuali setelah mereka mendapati jidal” kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat “Tidaklah mereka itu memberikan perumpamaan kepada engkau kecuali sekedar untuk untuk membantah saja, tetapi mereka itu adalah kaum yang suka bertengkar (QS. Az Zukhruf: 58)”. (HR. At Tirmizi no: 3253, hasan shohih).

Telah berkata sebahagian salaf: “Apabila Allah mengehendaki suatu kebaikan untuk seorang hamba, Allah membukakan untuknya pintu amal, dan menutup darinya pintu jidal, dan apabila Allah mengehendaki kejelekan untuk seorang hamba, Allah menutup untuknya pintu amal dan membuka baginya pintu jidal”.

Berkata Imam Malik: “Berjidal adalah menghilangkan cahaya ilmu dan mengeraskan hati, serta menyebabkan permusuhan”. (Ibnu Rajab, Fadhlu Ilmi Salaf: 35). Diantara sifat salaf adalah sedikit berbicara, diamnya salaf dari berbantah-bantahan dan berjidal bukannya karena mereka itu lemah dan bodoh, tetapi mereka diam di atas penuh ilmu dan penuh takut kepada Allah.

Adapun banyak pembicaraan dan komentar dari orang-orang setelah mereka bukan berarti mereka lebih berilmu dari salaf tetapi disebabkan karena mereka suka banyak bicara dan kurangnya sikap wara’. Sebagaimana yang dikatakan Hasan Al Bashri tatkala ia menyaksikan orang saling berdebat, “mereka adalah kaum yang malas beribadah dan suka berbicara serta tidak memiliki warak makanya mereka suka ngobrol”. (Ibnu Rajab, Fadhlu Ilmi Salaf: 36).

Berkata Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu: “Sesungguhnya kalian berada di zaman yang banyak ulamanya sedikit para khatibnya, akan datang sesudah kalian masa yang banyak khatibnya tetapi sedikit ulamanya, barang siapa yang luas ilmunya dan sedikit omongannya, maka ia adalah terpuji, dan barang siapa yang sebaliknya maka ia adalah tercela”.

Ibnu rajab berkata; “Kebanyakan generasi sekarang mengira bahwa banyak bicara, suka berjidal, suka berbantah dalam masalah agama, adalah lebih tahu dari orang yang tidak seperti demikian, inilah suatu kebodohan, coba kita lihat bagaimana para sahabat sangat sedikit perkataan mereka bila dibandingkan dengan perkataan tabi’in, sedangkan para sahabat jauh lebih berilmu bila dibandingkan dengan tabi’in, begitu juga halnya tabi’ut tabi’iin dengan tabi’in, ilmu bukanlah diukur dengan banyak riwayat dan tidak pula diukur dengan banyak omongan tetapi ilmu adalah cahaya yang diberikan Allah ke dalam hati seseorang yang menjadikannya paham tentang kebenaran, dan mampu membedakan antara yang hak dengan yang batil, serta mengungkapkannya dengan perkataan yang simpel dan padat serta tepat dalam menyampaikan kepada apa yang di maksud”. (Ibnu Rajab, Fahdul Ilmi Salaf: 37-38).

Maka perlu untuk diketahui bahwa sesungguhnya bukanlah setiap orang yang luas pembicaraannya, pintar berbicara lebih berilmu dari orang yang tidak demikian halnya, sungguh di akhir zaman ini kita telah mendapat cobaan dari sebahagian manusia yang berpandangan demikian.

Ketiga: Mendahulukan kepentingan duniawi diatas kepentingan ukhrawi

Ibnu Rajab menyebutkan dalam kitab beliau (Fadhl Ilmi Salaf hal: 52-54) beberapa bentuk sikap orang yang memburu kesenangan dunia dengan memobilisasi ukhrawi, adakalanya mengaku memiliki ilmu tentang keagamaan, tetapi tujuannya dibalik itu adalah ingin mencari kududukan di tengah-tengah manusia, baik di kalangan penguasa atau lainnya, atau untuk mencari pengikut yang banyak dan berbangga dengannya, seperti mengaku sebagai wali dan sebagainya.

Di antara ciri-cirinya lagi adalah tidak mau tunduk kepada kebenaran, dan memiliki kesombongan terhadap orang yang menegakkan kebenaran, apalagi bila orang tersebut tidak terpandang di mata manusia, kemudian tetap berpegang dengan kebatilan karena takut terbukanya kedok kesesatan dan kebodohannya, saat tersebarnya kebenaran di tengah-tengah manusia.

Boleh jadi kadangkala ia mencela dirinya sendiri, agar dianggap sebagai orang yang memiliki sifat tawadhu’, supaya orang lain memujinya. Dalam kenyataan sehari-hari kita sering menyaksikan orang-orang yang binasa dan celaka dalam berbagai lembah yang hina, demi mencari kesenangan duniawi dengan memperdagangkan urusan ukhrawi, ada yang binasa di lembah maksiat, bid’ah, popularitas, atau lembah partai politik, dan lain-lain sebagainya. Allah telah berfirman dalam kitab suciNya:

“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan duniawi dan perhiasannya, niscaya kami akan memberikan balasan amalan mereka di dunia dengan sempurna, dan mereka tidak akan dirugikan sedikitpun didalamnya, mereka itulah orang-orang yang tidak mendapatkan di akhirat kelak kecuali neraka, dan hilanglah segala apa yang mereka usahakan di dunia, dan sia-sialah segala apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. Huud: 15,16).
Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud radhialhu ‘anhu, bahwa ia berkata,
“Kalaulah seandainya pemilik ilmu menjaga ilmu dan meletakkannya pada orang yang sebagai pemiliknya, sungguh mereka akan memimpin zaman mereka, tetapi mereka memberikannya pada pemilik dunia, supaya mereka memperoleh keduniaan mereka, maka mereka dihinakan (di hadapan) pemilik dunia, aku telah mendengar Nabi kalian bersabda: “Barang siapa yang menjadikan kepentingannya satu kepentingan yaitu kepentingan akhiratnya niscaya Allah akan mencukupkan kebutuhan dunianya, barangsiapa yang terpencar-pencar kepentingannya dalam urusan dunia, Allah tidak menghiraukan di lembah manapun ia binasa”. (HR. Ibnu Majah no: 257).

Imam Asy Syaukany mengulas dalam kitanya “Adabuthalab wal muntahal’arib”, diantara sebab yang membuat seseorang menjauhi kebenaran, dan menyembunyikan dalil-dalil kebenaran serta tidak menerangkan apa yang diwajibkan Allah kepadanya untuk menerangkannya adalah kecintaan kepada kehormatan dan harta. 

Banyak fenomena yang kita saksikan di tengah para tholabul ‘ilmi, yang tidak mungkin kita kupas dalam bahasan yang ringkas ini, tetapi orang yang arif dan bijak dengan isyarat sudah cukup untuk mengingatkannya. Wallahu a’alam bishawaab.

Thursday, April 21, 2011

Rahsia Di Sebalik Kejadian Lalat


“Bila musim panas ja lalat bukan main banyak lagi ya..” Saya membuka cerita petang itu. Mata kami memerhati sekumpulan lalat yang liar hinggap di permukaan tikar plastik. Sengaja kami hamparkan tikar di atas sutuh rumah baru Hasbul Nizal usai membantu proses perpindahan.

Beliau dah zaujahnya baru sahaja mendirikan rumah tangga. Lalu imarah kosong tinggalan arab itu disewakan buat tumpangan mereka berdua melayari bahtera.

“Tula, banyak ya lalat..” Balas Sulaiman.

“Ana pelik juga ya, waktu musim sejuk lalat pi mana habis..tak dak pulak.” Saya menyambung.

“Lalat dia simpan benih siap-siap kot..”

“Ka pakat lari dok dalam selimut sebab sejuk..hehe.” Sambung saya serentak suara Sulaiman dihujung. Kami ketawa memecah sunyi hening petang. Sesekali bayu senja berputar menerobos celah rekahan bangunan berbatu.

Hikmah Pertama

Pernahkah kita berfikir sejenak hikmah penciptaan seekor lalat yang dianggap jijik oleh manusia?

Cerita lalat bukan suatu hikayat baru, lalat pernah mewarnai kisah sejarah yang tercatit dalam lembaran Al-Quran mulia. Buktinya? Ayuh perhatikan kalam Agung ini:

“Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.” (Al-Hajj: 73)

Gambaran yang dilukis dalam ayat Al-Quran ini menunjukkan pengajaran yang berguna untuk difikirkan secara teliti. Ini kerana, Allah SWT telah mendatangkan perbandingan yang ringkas tetapi kesannya cukup besar kepada manusia khususnya kepada golongan kafir.

Kesan besar yang dimaksudkan ialah kerana ia melibatkan soal Aqidah. Dakwaan golongan kafir yang mengatakan patung-patung ukiran tangan mereka adalah Tuhan harus disembah telah dijawab oleh Allah SWT dengan sindiran tajam yang menyucuk jiwa-jiwa mereka. Allah SWT telah menghina golongan yang menyembah patung dengan suatu penghinaan yang melumpuhkan daya fikir mereka secara logikal.

Dalam membicarakan berkenaan konsep ketuhanan ianya tidak dapat lari daripada membincangkan konsep penciptaan. Oleh yang demikian itu, Allah SWT telah menyuruh golongan ini menciptakan seekor lalat seandainya mereka mengaku mempunyai kekuatan dan kekuasaan yang diberikan patung sembahan mereka.

Lalu, kehinaan ini terus menerus menusuk ke ulu hati mereka memandangkan patung keras tidak bernyawa itu mana mungkin mampu menciptakan serangga sekecil lalat bahkan tidak memberikan sebarang kelebihan apapun kepada mereka yang menyembah.

Tidak cukup dengan itu, Allah SWT mendatangkan lagi suruhan dengan gaya bahasa dan uslub yang cukup berbekas iaitu seandainya patung itu berkuasa maka halaulah lalat yang hinggap dihidung ukiran itu tanpa bantuan sesiapapun.

Ternyata patung itu tidak berkemampuan. Malah tidak langsung memberikan sebarang reaksi tindak balas.

Begitu juga Allah SWT turut menyuruh agar golongan kafir memohon kepada patung mereka menghapuskan segala macam penyakit berbahaya yang dibawa oleh lalat. Juga tidak mampu!

Uslub Balaghah

Di dalam ayat di atas, Allah SWT menyeru kepada manusia dengan seruan يا أيها الناس bermaksud “Wahai sekalian manusia!” dan ia adalah seruan berbentuk umum. Menurut pengertian bahasa arab, seruan itu seolah-olah suatu panggilan yang jauh. Apa yang dimaksudkan dengan suatu panggilan jauh pula? Maksud firman Allah SWT dalam ayat ini adalah suatu seruan kepada semua manusia semenjak dahulu sehinggalah datangnya hari pengakhiran iaitu hari kiamat.

Apakah rahsia Allah SWT menyebut perkataan lalat, bukan gajah atau unta?

Ini kerana ayat ini seolah-seolah menempelak orang kafir yang berkata Tuhan mereka mampu melakukan segala-galanya. Oleh itu didatang suruhan untuk mencipta lalat yang jijik agar mereka berfikir dan terus berfikir. Hatta mencipta benda sekecil lalat juga tidak mampu inikan pula haiwan sebesar gajah dan unta.

Apakah pula hikmah Allah SWT memilih lalat untuk dijadikan contoh?

Seperti yang manusia sedia maklum bahawa lalat merupakan serangga yang kecil, lemah dan hina bahkan mampu memberi kemudharatan kepada manusia dengan di datangkan bermacam penyakit yang berbahaya sehingga membawa kepada hilangnya nyawa manusia.

Menurut Kitab Jaulah fi Dauhah Al-Adab, di antara penyakit berbahaya yang dibawa oleh lalat ialah jangkitan Tuberculosis (Jarsumah As-sel), Salmonella typhi (At-Taifud), Amebiasis (Ad-Dusnataria) dan Pink Eye (Ar-Ramd).

Selain itu, saya juga terbaca info yang ditulis oleh seorang pelajar perubatan Kaherah berkenaan penyakit bawaan lalat. Anda boleh terus klik untuk ke blognya.

Hikmah Kedua

“Apabila lalat terjatuh ke dalam bekas minuman salah seorang di antara kamu, celuplah dan kemudian buanglah ia kerana pada sebelah sayapnya mengandungi penawar dan di sebelah sayapnya yang lain mempunyai penyakit.” (Hadis riwayat Bukhari, Imam Ahmad, Abu Daud dan Ibn Majah)

Betapa hebat mukjizat kurniaan Allah SWT kepada kekasihnya Nabi Muhammad SAW yang mengetahui perkara-perkara ghaib. Sedangkan jikalau menurut logik akal tidak relevan untuk mencelup lalat yang kotor kali kedua di dalam bekas air minuman. Namun kajian saintifik kini membuktikan kebenaran kata-kata baginda Rasulullah SAW. Menurut Dr Danial Zainal Abidin dari petikan buku Perubatan Islam dan Bukti Sains Moden:

Secara dasarnya, hadis ini memperkenalkan konsep vektor dalam penyebaran penyakit. Vektor ialah haiwan dan serangga tertentu, contohnya lalat yang membawa kuman-kuman keapda makhluk lain, contohnya manusia. Dalam konteks lalat, konsep vektor ini hanya baru difahami pada abad kesembilan belas sedangkan Nabi Muhammmad menyebut mengenainya pada abad ketujuh lagi.

Hikmah Ketiga

Saya tertarik bila membaca artikel sebuah blog mengatakan bahawa di negara-negara Eropah serangga-serangga kecil misalnya seperti lalat jarang ditemui. Ini berbeza jika mahu dibandingkan dengan negara-negara timur tengah dan beriklim khatulistiwa.

Seperti yang saya sebutkan di permulaan artikel, apabila iklim bertukar ke musim panas maka kehadiran lalat yang beribu-ribu itu akan memenuhi ruang udara negara Mesir.

Umumnya masyarakat mengetahui lalat ialah sejenis serangga yang hidup di persekitaran kotor dan menjijikkan. Malah lalat terus aktif membiak jika kawasan tersebut dibiarkan tanpa seliaan yang bersistematik.

Justeru, saya melihat ini adalah merupakan hikmah mengapa Allah SWT mendatangkan serangga lalat kepada manusia. Bukankah Islam mengajar bahawa menjaga kebersihan itu adalah suatu perkara yang dituntut oleh umatnya? Nah, lihat dan fikirlah hikmahnya.

Masakan lalat mahu hidup ditempat yang bersih dan tiada sebarang pencemaran yang menjijikkan bukan?

SubhanALLAH!


Pengembara lautbiru juga boleh baca entri pasal 15 perkara menarik pasal nyamuk

Sumber: http://www.faridrashidi.com/2009/06/12/rahsia-di-sebalik-kejadian-lalat/

Tuesday, April 19, 2011

SATU MUHASABAH ; Kenapa Yahudi Bijak?

Siapa boleh nafikan, kepandaian yahudi hingga memecah ekonomi dunia. baca sampai abis dan tengok sekeliling kita..

Setelah berada 3 tahun di Israel kerana menjalani housemanship dibeberapa hospital disana, ada beberapa perkara yang menarik dapat saya perhatikan untuk dijadikan tesis ini, iaitu "Mengapa Yahudi Bijak?". Memang tidak dapat dinafikan ramai cendikiawan berbangsa Yahudi, dari segala bidang, Engineering, musik, saintis dan yang paling hebat ialah bidang perniagaan, dimana ia memang paling tersohor. Hampir 70% perniagaan di dunia dikuasai oleh kaum Yahudi, dari kosmetik, pakaian, pemakanan, senjata, perhotelan, perfileman di Hollywood dan sebagainya.

Ketika tahun kedua, akhir bulan December 1980 dan sedang saya menghitung hari untuk pulang ke California saya terfikir apakah sebabnya kaum Yahudi begitu pintar? Kenapa Tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau olah manusia sendiri? Adakah bijak boleh dijana? Seperti kilang pengeluaran? Maka saya pon tergerak membuat tesis untuk Phd saya, disamping kebaikan untuk umat sejagat dan dapat hidup secara harmoni. Untuk pengetahuan anda tesis yang saya lakukan ini mengambil masa hampir lapan tahun, ini kerana untuk mengumpulkan data-data yang setepat mungkin. Antara data-data yang saya kumpulkan ialah pemakanan, adat resam, ugama, persiapan awal untuk melahirkan zuriat dan sebagainya dan data data tadi saya cuba bandingkan dengan bangsa dan kaum kaum lain.

Marilah kita mulakan dengan persiapan awal melahirkan zuriat. Di Israel, setelah mengetahui yang sang ibu sedang mengandung, pertama kali saya perhatikan ialah, sang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano dan si ibu dan bapa akan membeli buku metamatik dan menyelesaikan masalah metamatik bersama suami, saya sungguh hairan kerana teman saya yang mengandung sering membawa buku metamatik dan bertanya kepada saya beberapa soalan yang beliau tak dapat menyelesaikanya, oleh kerana saya memang minat tentang metamatik, tentu saja dengan senang saya bantu beliau. Saya bertanya kepada beliau, adakah ini untuk anak kamu? Beliau menjawab, "ia, ini untuk anak saya yang masih didalam kandungan, saya sedang melatih otak beliau, semuga ia menjadi genius apabila dewasa kelak" Perkara ini membuat saya tertarik untuk mengikut perkembangan beliau seterusnya. Berbalik kepada metamatik tadi, tanpa merasa jenoh beliau membuat latihan metamatik sehingga beliau melahirkan anak.

Seperkara lagi yang saya perhatikan ialah pemakanan beliau, sejak awal mengandung beliau gemar sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu, dan untuk tengah hari makan utama beliau ialah roti dan ikan tanpa kepala bersama salad yang digaul dengan badam dan berbagai jenis kekacang, menurut beliau daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak dan kepala ikan mengandungi kimia yang tidak baik yang dapat merosakkan pengembangan dan penumbuhan otak anak didalam kandungan. menurut beliau ini adalah adat orang orang yahudi ketika mengandung dan ianya menjadi semacam kewajipan untuk ibu ibu yang sedang mengandung mengambil pil minyak ikan.

Ketika saya diundang untuk makan malam bersama orang orang Yahudi, perkara pertama yang saya perhatikan ialah menu mereka.. Setiap undangan yg sama perhatikan ialah mereka gemar sekali memakan ikan (hanya isi atau fillet) dan biasanya daging tidak akan ada bersama dimeja jika ada ikan, menurut mereka, campuran daging dan ikan tak elok dimakan bersama. Salad dan kacang adalah suatu kemestian, terutama badam.

Seperkara yang pelik ialah mereka akan memakan buah buahan dahulu sebelum memakan hidangan utama. Jangan terperanjat jika anda diundang kerumah Yahudi anda akan dihidangkan buah buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan hidangan kabohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah buahan, ini akan menyebabkan kita merasa ngantuk dan lemah dan payah untuk memahami pelajaran disekolah.

Di Israel, merokok adalah taboo, apabila anda diundang makan dirumah Yahudi, jangan sekali kali merokok, dan tanpa malu mereka akan menyuruh anda keluar dari rumah mereka dam merokok diluar rumah mereka. Menurut saintis di Universiti Israel , siasatan menunjukkan nikotin dapat merosakkan sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada genes, ini bermakna keturunan perokok bakal membawa generasi yg cacat otak ( bodoh atau lembab). Suatu penemuan yg dahsyat ditemui oleh saintis yg mendalami bidang genes dan DNA. Para perokok harap ambil perhatian. (Ironi nya, pemilik pengeluar rokok terbesar adalah ...... tekalah sendiri..!)

Perhatian saya selanjutnya ialah melawati tadika mereka, Pemakanan anak anak tadi cukup dikawal, makanan awal ialah buah buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever) Didalam pengamatan saya, kanak Yahudi sungguh bijak dan rata rata mereka memahami 3 bahasa iaitu Hebrew, Arab dan Inggeris dan sedari awal lagi mereka telah dilatih bermain piano dan violin, ini adalah suatu kewajipan. Menurut mereka bermain musik dan memahami nota notanya dapat meningkatkan lagi IQ kanak kanak dan sudah tentu bakal menjadikan budak itu bijak. Ini menurut saintis Yahudi, gegaran musik dapat stimulate (semacam senaman untuk otak) maka itu terdapat ramai sekali genius musik terdiri dari kaum Yahudi.

Seterusnya ke darjah 1 hingga 6, anak anak Yahudi akan diajar matematik berkonsepkan perniagaan dan pelajaran sains amatlah diberi keutamaan. Di dalam perhatian peribadi saya, perbandingan dengan anak anak di California, ianya jauh berbeza tentang IQ dan boleh saya katakan 6 tahun kebelakang!! !. Segala pelajaran akan dengan mudah di tangkap oleh anak Yahudi. Selain dari pelajaran tadi sukan juga menjadi kewajipan bagi mereka dan sukan yg diberi keutamaan ialah memanah, menembak dan berlari, menurut teman saya ini, memanah dan menembak dapat melatih otak mem fokus sesuatu perkara disamping mempermudahkan persiapan untuk perhidmatan negara.

Selanjutnya pemerhatian saya menuju ke sekolah tinggi (menengah) di sini murid-murid ditekan dengan pelajaran sains dan mereka digalakkan mencipta produk. Segala projek mereka walaupon kadangkala kelihatannya lucu dan mengarut, tetap diteliti dengan serius apatah lagi ianya berupa senjata, perubatan dan engineering, idea itu akan dibawa ke institute tinggi di Politeknik dan Universiti.

Satu lagi yang diberi keutamaan ialah fakulti perniagaan. Saya sungguh terperanjat melihat mereka begitu agresif dan seriusnya mereka tentang perniagaan. Di akhir tahun di universiti, para penuntut dibidang niaga dikehendaki melakukan projek dan mempraktikkannya dan anda hanya akan lulus jika kumpulan anda (10 pelajar setiap kumpulan) dapat keuntungan sebanyak $US1juta! Anda terperanjat? Itulah kenyataan, dengan rangkaian seluruh dunia dan ditaja sepenuhnya oleh syarikat milik Yahudi, maka tidak hairanlah mereka dapat menguasai ½ perniagaan didunia! Siapakah yg mencipta design Levis yg terkini? Ianya dicipta di Universiti Israel oleh fakulti bisnes dan fesyen.

Pernahkah anda melihat cara orang Yahudi melakukan ibadah mereka? Salah satu caranya ialah dengan menggoyangkan kepala mereka, menurut mereka ini dapat mengaktifkan otak mereka dan menambahkan oksigen dikepala, banyak ugama lain di Timur Tengah, seperti Islam juga ada menyuruh umatnya menunduk atau menggoyangkan kepala, ini guna dapat mensimulasikan otak kita supaya bertambah aktif. Lihat orang orang Jepun, mereka sering menunduk-nundukkan kepala dan ianya sebagai adat. Ramai orang orang Jepun yg pandai? Adakah ianya sebagai kebetulan? Kegemaran mereka ialah sushi (ikan mentah). Adakah ini kebetulan? Fikirkanlah!

Berpusat di New York, Dewan Perniagaan Yahudi bersedia membantu mereka yg berminat untuk melakukan bisnes (sudah tentu untuk Yahudi sahaja). Jika mereka ada idea yg bernas, jawatan kuasa akan memberi pinjaman tanpa faedah dan pentadbir dari jawatan kuasa tadi akan bekerjasama dengan anda untuk memastikan yg perniagaan mereka menurut landasan yg betul. Maka itu lahirlah Starbuck, Dell, Coca cola, DKNY, Oracle, Perfileman di Hollywood, Levis, Dunkin Donut dan ada beratus kedai ternama dibawah naungan dewan perniagaan Yahudi di New York. Graduan Yahudi dari fakulti perubatan New York akan disarankan untuk mendaftar dipersatuan ini dan digalakkan memulakan klinik mereka sendiri dengan bantuan wang tanpa faedah. Barulah saya tahu mengapa hospital di New York dan California sentiasa kekurangan doktor pakar.

Kesimpulanya, pada teori saya, melahirkan anak dan keturunan yg bijak boleh dilaksanakan dan tentunya bukan semalaman, ianya memerlukan masa, beberapa generasi mungkin? Persiapan awal adalah ketika sang ibu mengandung, galakkanlah si ibu melakukan latihan matematik yg mudah tetapi konsisten di samping mendengar musik klasik (bagi umat Islam lebih baik diperdengarkan bacaan ayat suci Al-Quran - admin). Seterusnya ubahlah cara pemakanan, makanlah makanan yg elok dan berkhasiat yg baik untuk otak, menghayati musik sejak kecil adalah baik sekali untuk pertumbuhan otak kanak kanak, dengan bermain piano dan violin sudah tentu dapat melatih anak anak mencerdaskan otak mereka. Demikian juga sukan yg memerlukan kosentrasi yg tinggi, seperti memanah, bola keranjang, dart dan menembak. Merokok menjanjikan generasi yg moron (goblok) dan sudah tentu genes bodoh akan mengikut ke generasi si perokok. Lawatan saya ke Singapore pada tahun 2005 amat memeranjatkan sekali! Di sini perokok seperti di anak tirikan dan begitu susah sekali untuk perokok, dan anda tahu berapa harga sekotak rokok? US$ 7 !!! ini bersamaan perbelanjaan sehari untuk makan anda!! Saya puji sekali sikap pemerintah Singapore dan menakjubkan sekali!!! Dan seperti Israel ianya begitu taboo dan cara pentadbiran dan segi pembelajaran mereka hampir serupa dengan Israel , maka itu saya lihat banyak institusi pelajaran mereka bertaraf dunia walaupun hakikatnya negeri Singapore hanyalah sebuah pulau sebesar Manhattan !!

Anda mungkin musykil, benarkah merokok dapat melahirkan generasi goblok? Saya telah menemui beberapa bukti menyokong teori ini. Lihat saja Indonesia, jika anda ke Jakarta, di mana saja anda berada, dari restoran, teater, kebun bunga hingga ke muzium, hidung anda akan segera terbau asap rokok! Dan harga rokok? Cuma US$ .70cts !!! dan hasilnya? Dengan penduduknya berjumlah jutaan orang berapa banyakkah universiti terdapat di sana? Hasil apakah yg dapat dibanggakan? Teknologi? Jauh sekali. Adakah mereka dapat berbahasa selain dari bahasa mereka sendiri? Mengapa mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggeris? Ditangga berapakah kedudukan mereka di pertandingan matematik sedunia? Adakah ini bukan akibat merokok? Anda fikirlah sendiri.

Di tesis saya ini, saya tidak akan menimbulkan soal ugama atau bangsa, adakah Yahudi itu zalim sehingga diusir dari semenjak zaman Paraoh hingga ke Hitler, bagi saya itu isu politik dan survival, yg ingin saya ketengahkan ialah, mampukah kita dapat melahirkan generasi yg bijak seperti Yahudi? Jawapannya ialah mungkin dan tidak mustahil dan ianya memerlukan perubahan, dari segi pemakanan dan cara mendididik anak dan saya kira hanya memerlukan 3 generasi sahaja. Ini dapat saya lihat sendiri tentang cucu saya, ini setelah saya mengajar anak saya melalui program yg telah saya nyatakan di atas tadi, pada umur 9 tahun (cucu saya) dia dapat menulis esei sepanjang 5 mukasurat penuh. Eseinya hanyalah mengenai 'Mengapa saya gemarkan tomato! ' Selamat sejahtera dan semuga kita dapat melahirkan manusia yg bijak dan bersifat mulia untuk kebaikan manusia sejagat tanpa mengenal batasan bangsa.

Penulis : Dr. Stephen Carr Leon

Di alih bahasa oleh :Adibah Mohd Noor Matriculation Lecturer, Department of Sciences UIA, Matriculation Centre, Petaling Jaya, Selangor.

Monday, April 18, 2011

Route Map Menuju Taqwa

Pembaca yang dihormati, kali ini mari kita lihat apa yang boleh kita lakukan untuk meningkatkan lagi ketaqwaan kepada Allah.

Secara ringkasnya, ada beberapa jalan menuju ketaqwaan yang dipetik oleh penulis dari majalah solusi.

1) Menuntut ilmu

"Sesiapa yang dikehendaki kebaikan baginya akan diberikan kefahaman terhadap agama" [Riwayat Ahmad]

2) Beramal dengan ilmu

"Dan katakanlah (wahai Muhammad): Beramalah kamu (akan segala yang diperintahkan), maka Allah dan RasulNya serta orang-orang yang beriman akan melihat apa yang kamu kerjakan; dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui perkara-perkara yang ghaib dan yang nyata, kemudian Ia menerangkan kepada kamu apa yang kamu telah kerjakan” {at-Taubah:105}

3) Bermujahdah dan istiqamah 

"Dan orang-orang yang berusaha dengan bersungguh-sungguh kerana memenuhi kehendak ugama Kami, sesungguhnya Kami akan memimpin mereka ke jalan-jalan Kami (yang menjadikan mereka bergembira serta beroleh keredaan); dan sesungguhnya (pertolongan dan bantuan) Allah adalah berserta orang-orang yang berusaha membaiki amalannya."{al-Ankabut:69}

"Sebaik amalan adalah berterusan walaupun sedikit"[Riwayat Muslim] 

4) Berdoa dan bertawakkal

"Dan juga mereka (yang diredhai Allah itu ialah orang-orang) yang berdoa dengan berkata: “Wahai Tuhan kami, berilah kami beroleh dari isteri-isteri dan zuriat keturunan kami: perkara-perkara yang menyukakan hati melihatnya, dan jadikanlah kami imam ikutan bagi orang-orang yang (mahu) bertaqwa."{AlFurqan: 74}


Doa yang di amalkan oleh Rasulullah:
"Ya Allah, kurniakan jiwaku taqwanya. Bersihkan jiwaku. Engkaulah sebaik-baik yang membersihkan jiwa. Engkaulah pelindungnya dan penguasanya"[Riwayat Muslim]

5) Bertaubat dan melakukan kebaikan

"Bertaqwalah kamu kepada Allah di manapun kamu berada dan susulilah keburukan itu dengan kebaikan, nescaya kebaikan akan menghapuskan keburukan itu. Dan bergaullah sesama manusia dengan akhlak yang baik" [Riwayat at-Tirmizi, Ahmad dan al-Darimi]

6) Tidak berlebi-lebihan dengan yang halal

"Seorang hamba tidak dapat mencapai darjat taqwa(muttaqin) sehingga meninggalkan apa yang tidak berdosa semata-mata kerana khuatir terjerumus dalam dosa."[Riwayat at-Tirmizi dan Ibnu majah]

Sumber: Ringkasan dari solusi ISU #27:m/s 22

Punca Pelajar Tidak Cemerlang

Mari sama-sama kita lihat, apa punca ketidakcemerlangan seseorang terutama sekali para pelajar.
Punca-punca ini telah diringkaskan dari majalah solusi yang ditulis oleh Dato' Dr. Mohd. Fadzilah Kamsah.

1. Tiada Matlamat

 "Belajar tanpa matlamat ibarat pemburu yang menembak ke udara"

2. Niat Tidak Jelas

"Sesiapa yang mempelajari sesuatu ilmu dengan mengharap keredhaan Allah, tidaklah ia mempelajarinya melainkan utuk memperoleh harta dunia, dia tidak akn mendapat harumnya bau syurga di akhirat." [Riwayat Abu Daud, sanad Hasan]

3. Tidak Minat Kepada Subjek, Kelas atau Aktiviti Belajar

4. Mengantuk

5. Tidak Faham Apa Yang Diajar

6. Pelupa

Kaedah Meningkatkan Daya Ingatan:
-Pemahaman yang jelas.
-Hafaz AlQuran
-Rekodkan pelajaran


7. Belajar sambil dengar muzik/lagu

8. Rajin Tetapi Tidak Konsisten

9. Tiada Jadual Waktu yang sistematik


Sumber: Ringkasan dari Solusi ISU # 26 : m/s 47

Sunday, April 17, 2011

Berhati-hati Debu Berterbangan Dalam Kerja

Artikel ilmiah ini dipetik dari www.haluan.org.my

إحْذَرُوْا هَبَآءً مَّنْثُورًا فِى العمل

(Berhati-hati Debu Berterbangan Dalam Kerja)

Tanggungjawab Kepimpinan

Rasulullah saw bersabda:
مَامِنْ أمِيْرٍ يَلِى امْرَ الْمُسْلِمِيْنَ ثُمَّ لاَ يَجْهَدُ لَهُمْ وَيَنْصَحُ إلاَّ لَمْ يَدْ خُلْ مََعَهُمْ الجَنَّةَ
Siapapun para pemimpin yang mengurus urusan kaum Muslimin, kemudian ia tidak berusaha keras untuk kemaslahatan mereka dan tidak pula menasihati mereka, maka ia tidak akan masuk syurga bersama mereka. (Riwayat Muslim.)

Hakikat هَبَآءً مَّنْثُورًا

Allah swt berfirman dalam al-Quraanul Karim, surah al-Furqan ayat 23:

"Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan."

As-Syahid Syed Qutb dalam tafsir Fee Zhilali Qur'an menjelaskan;

"Seperti itulah terjadi dalam sekelip mata. Ibarat amalan yang termasuk dalam kategori هَبَآءً مَّنْثُورًا seperti imajinasi yang akan hilang dengan pantas daripada gambaran pemikiran, diterbangkan dan dicerai-beraikan diudara. Sehingga semua yang mereka kerjakan di dunia dalam bentuk amal kebaikan menjadi hilang ditiup angin. Ianya terjadi kerana semua amal kebaikan yang mereka lakukan tidak di atas dasar keimanan – yang mengaitkan hati dengan Allah swt dan menjadikan amal saleh sesuai dengan manhaj yang telah digariskan dan dasar yang dikehendakki. Sehingga tidak ada nilai amal baik seseorang yang tidak berhubung dengan manhaj Allah swt. Tidak ada faedah gerakan yang dilakukan tanpa masuk dalam rangkaian gerakan yang mempunyai tujuan tertentu."

Faktor-faktor Amalan Jatuh ke Dalam هبآءً مَّنْثُورًا 

1. Faktor Keikhlasan

Al Banna menjelaskan 3 perkara boleh merosakkan keikhlasan dan menjadikan amalan sia-sia:
-Beramal dengan tujuan untuk meraih kekayaan
-Beramal dengan tujuan untuk mendapat populariti, kedudukan atau gelaran
-Beramal dengan tujuan untuk mencapai kemajuan dan mengelakkan daripada kemunduran


Dr Majdi Al-Hilali, di dalam bukunya Menjadi Hamba Rabbani berkata; "Hamba Allah dan faktor kemenangan ialah dengan memurnikan niat hanya kepada Allah. Ia tidak melakukan perbuatan apa pun kecuali ia telah yakin akan keikhlasan niatnya kerana Allah. Ia tidak melakukan sesuatu untuk mendapatkan kehormatan di sisi manusia atau kerana malu kepada mereka atau supaya dikatakan seorang yang berani atau kerana adat dan kebiasaan."

2. Tergelincung Dari Matlamat

Ustaz Mustaffa Masyhur menjelaskan penyelewengan dari matlamat adalah di antara yang paling merbahaya sekali. Ia mesti dikawal seketat-ketatnya. Matlamat yang kita tujui dalam perjalanan kita ialah Allah swt. Dimaksudkan dengan penyelewengan dari matlamat ialah menuju kepada selain dari Allah atau sekurang-kurangnya menyengutukan Allah dengan tujuan-tujuan atau kehendak-kehendak keduniaan, atau keinginan rakus individu. Sebarang 'amal tidak diterima kecuali yang ikhlas kepada Allah. Bersih dari sebarang cemaran adalah perkara pokok kepada perjalanan dakwah.

3. Nafsu Menguasai

Dr Majdi Al-Hilali, melalui buku Menjadi Muslim Sejati seterusnya berkata, "Manusia tidak mempunyai kekuatan melawan nafsunya. Nafsu menjadi sangat disayangi dan apa yang diajaknya juga menjadi sesuatu yang dicintai. Lalu bagaimana kita harus melawannya sedangkan kita berada di antara tawanannya, bagaimana kita dapat mengalahkannya sedangkan kita lebih lemah apabila berada di hadapannya? Allah tidak meminta dari kita selain pengakuan bahawa kita tidak mempunyai kekuatan terhadap nafsu kita, dan jika dibiarkan menghadapinya, maka kita akan menjadi tawanan dan hamba nafsu diri kita sendiri. Lalu apa jalan keluarnya? Apakah pintu telah tertutup dan perang telah berakhir? Atau ada apa sebenarnya?

Ketika dipenjarakan, Ibnu Taimiyah tidak memperlihatkan kesedihan, sebaliknya bila ditanya ia berkata:
اَلْمَحْبُوْثُ مَنْ حُبِسَ قَلْبُهُ عَنْ رَبِّهِ وَالْمَأْسُوْرُ مَنْ أسَرَهُ هَوَاهُ

"Orang yang dipenjara ialah orang yang dihalangi hatinya daripada TuhanNya, sedangkan orang yang ditawan ialah orang yang ditawan oleh hawa nafsunya."

Amalan yang didorong oleh hawa nafsu walau pun zahirnya selaras dengan kehendak manhaj Allah swt akan menjadi
هبآءً مَّنْثُورًا

4. Syirik Khafi

Mengikut Dr As-Sayyid Muhammad Nuh melalui bukunya Pesan-pesan Nabi (Syarah Hadis Dalam Perspektif Dakwah dan Tarbiyah), syirik khafi ialah menjadikan amalan (gerak kerja), setelah niatnya ikhlas kerana Allah swt sebagai wasilah untuk mendapat habuan dunia. Syirik jenis ini dalam terminologi fiqh termasuk dalam syirik asyghar (kecil).

Di antara bentuk syirik seperti ini ialah:
Seseorang yang aktif dalam melaksanakan khidmat, ia mengerjakan dengan ikhlas kepada Allah Azza wa Jalla, tetapi jika kerjanya dilihat oleh manusia ia sangat merasa senang dan bahagia bukan kepalang. Kadang-kadang ia cuba memancing orang lain supaya memberi perhatian kepada kerja dan aktivitinya dengan cara memperlihatkan kesibukan dan keletihan.
Seseorang melaksanakan aktiviti ikhlas kerana Allah, tidak mahu dilihat oleh manusia lain dan merasa tidak selesa jika ada orang mengetahui kerjanya. Tetapi dia mengharap penghargaan, penghormatan, sanjungan dan keutamaan kepada dirinya. Jika tidak diberi jiwanya akan memprotes. Ia seolah-olah menuntut semuanya itu kerana aktiviti dan kerja yang tadi telah dilakukannya dengan ikhlas dan mengharapkan keredhaan Allah Azza wa Jalla. Saidina Ali bin Abi Talib r.a berkata, "Pada hari Kiamat, Allah Azza wa Jalla berfirman kepada para qari, 'Bukankah harga dimurah bagi kamu (dalam jual beli)? Bukankah orang lain mendahulukan salam kepada kamu? Bukankah keperluan-keperluan kamu dipenuhi?'

Sabda Rasulullah saw:

الشِرْكُ فِيْكُم أخْفَى مِنْ دَبِيْبِ النَّمْلِ

Syirik pada kamu lebih tersembunyi dibandingkan dengan semut yang merayap. (Riwayat Imam Ahmad)

Sabda Rasulullah saw lagi:

إنَّ أخْوَفَ مَا أخَافُ عَلَيْكُمْ الشِرْكُ الأصْغَرُ

Sesungguhnya syirik yang paling aku takutkan kepada kamu ialah syirik kecil. (Riwayat Imam Ahmad)

Juga sabda Rasulullah saw:

إنَّ الْيَسِيْرَ مِنَ الرِّيَاءِ شِرْكٌ

Sedikit riya' itu adalah syirik. (Riwayat Ibnu Majah)

5. Kemasyhuran

Seorang inginkan kemasyhuran sentiasa berusaha agar orang lain merasai kehadirannya. Jika ia duduk dengan orang ramai ia memperlihatkan kelebihan-kelebihannya supaya pandangan orang lain tertumpu kepadanya. Di antara keinginan nafsu yang tinggi ialah merasa tinggi dan mempunyai kelebihan. Ketinggian apa yang melebihi daripada kekaguman manusia terhadapnya dan memujinya?

Diriwayatkan pada suatu hari Saidina Umar r.a. masuk masjid, kemudian dia melihat Muadz bin Jabal sedang menangis di pusara Rasulullah saw. Umar berkata: "Apa yang menyebabkan kamu menangis?" Mu'adz berkata "Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, maksudnya:

"Sesungguhnya riya' yang sedikit termasuk syirik dan sesungguhnya Allah mencintai orang bertaqwa dan tersembunyi (tidak disedari) apabila mereka tidak hadir dan apabila mereka hadir orang tidak tahu, hati mereka seperti obor hidayah yang terhindar dari segala kegelapan."

'Urwah bin Zubair r.a. telah berkata, "Aku melihat Umar bin Khattab r.a. sedang memikul bekas berisi air di atas belakangnya, lalu aku berkata, "Wahai Amirul Mukminin, anda tidak seharusnya melakukan perkara itu. Ia berkata, "Ketika utusan datang, kemudian mereka mendengar dan mentaatiku, kesombongan memasukki jiwaku, maka aku ingin merobohkannya"

6. Pujian

Pujian adalah fatamorgana yang dihajatkan oleh nafsu. Nabi saw memberi peringatan kepada seorang sahabat ketika ia mendengar pujian yang diberikan kepada sahabat yang lain dengan mengatakan:

وَيْحَكَ قَطَعْتَ عُنُقُ صَاحِبَكَ

Celakalah engkau, engkau telah memotong leher sahabatmu. (Muttafaq 'alahi)

At-Tsauri berkata:
فَاِنْ لَمْ تَكُنْ مُعْجِبًا بِنَفْسِكَ فَإِيَّاكَ اَنْ تُحِبَّ مَحْمَدَةَ النَّاسِ وَمَحْمَدَتُهُمْ اَنْ تُحِبَّ اَنْ يُكَرِّمُوْكَ بِعَمَلِكَ، وَيَرَوْا لَكَ بِهِ شَرَفًا وَمَنْزِلَةً فِى صُدُوْرِهِمْ

Apabila kamu sudah tidak 'ujub pada diri, kamu juga mesti menjauhi sifat 'suka dipuji'. Bukti bahawa kamu suka pujian orang adalah bahawa kamu ingin agar mereka menghormati kamu kerana sesuatu amal yang kamu lakukan dan agar mereka mengetahui kemuliaan dan kedudukan kamu di hadapan mereka.

Pujian ditujukan kepada kerja yang kita lakukan atau ucapan yang telah kita sampaikan. Orang memuji mempunyai tujuan tertentu, sedangkan kita sendiri mengetahui hakikat sebenarnya apa yang ada pada diri kita, tetapi kita lupa atau terpedaya. Fudhail bin 'Iyadh mengemukakan parameter supaya kita dapat mengukur dan mengetahui hakikat diri sendiri.
اْنَّ مِنْ عَلاَمَةِ الْمُنَافِقِ اَنْ يُحِبَّ الْمَدْحَ بِمَا لَيْسَ فِيْهِ، وَيَكْرَهَ الذَّمِّ بِمَا فِيْهِ، وَيَبْغَضَ مَنْ يَبْصُرُهُ بِعُيُوْبِهِ

Sesungguhnya di antara tanda-tanda orang munafik, adalah bahawa ingin mendapat pujian dengan perkara yang tidak ada padanya, sedangkan ia membenci terhadap celaan yang ada pada dirinya, dia marah kepada orang yang memandang berbagai kekurangan yang ada pada dirinya.

Begitulah hebatnya peperangan dan tipudaya syaitan untuk menjadikan amal dan kerja yang baik kita lakukan; tenaga, masa, wang ringgit kita korbankan, kesihatan yang kita pertaruhkan agar semuanya itu menjadi هبآءً مَّنْثُورًا

7. Kedudukan dan Kepimpinan

Jiwa manusia sangat mencintainya. Ia menuruti hawa nafsu dan hatinya yang sangat mencintai imarah (pemerintah). Rasulullah saw melarang kita daripada menuntut dan bercita-cita terhadapnya. Maka barangsiapa memintanya, bermakna ia meminta dunia melaluinya. Dalam sebuah hadis dinyatakan:
إنَّكُمْ سَتَحْرِصُوْنَ عَلَى الْلإمَارَةِ وَسَتَكُوْنُ نَدَامَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ

"Kamu akan sangat bercita-cita untuk kepimpinan dan kamu menyesal pada hari Kiamat." (HR Bukhari)

Di antara indikator hubbu riyasah telah menyelinap masuk dalam jiwa seseorang ialah ketika ia menerima tanggungjawab kepimpinan, kita akan melihat wajahnya sangat gembira dan ceria. Sebaliknya jika ditarik jawatan itu daripadanya kelihatan ia sangat sedih, dukacita dan mengelabah.

8. Riya’ dan Ujub

'Ujub ialah merasa kagum dengan diri sendiri. Seorang yang 'ujub terdedah kepada dua keadaan: tergelincir dan tersungkur ke bumi. Imam Syafi'e menjelaskan:

Barangsiapa yang menaikkan harga dirinya di atas daripada harga yang sesuai untuk dirinya, maka Allah akan mengembalikannya kepada harga yang sesuai.

'Ujub terjadi apabila seseorang memperkecilkan dosa dan kesalahannya serta melupakan sebahagian besar daripadanya. Sikap meremeh dan 'menyerang' orang lain adalah salah satu aspek 'ujub yang paling menonjol daripada sifat 'ujub. Sufyan at-Tsauri memberi peringatan tentang fenomena 'ujub dengan mengatakan:

Sifat 'ujub adalah kekaguman pada dirimu sendiri sehingga kamu merasa bahawa kamu lebih mulia dan lebih tinggi darjatnya dari saudaramu, pada hal boleh jadi kamu tidak beramal dengan benar seperti dia, atau barangkali ia lebih wara' darimu terhadap perkara-perkara yang diharamkan Allah, dan lebih bersih amalannya.

Al-Fudhail bin 'Iyadh lebih fokus kepada sifat 'ujub 'merasa amalnya lebih dan melupakan dosanya' dengan mengatakan:
إذْظَفَرَ اِبْلِيْسُ مِنْ اِبْنِ آدَمَ بِاِحْدَىْ ثَلاَثٍ خِصَالٍ قَالَ: لاَأطْلُبُ غَيْرَهَا: إعْجَابُهُ بِنَفءسِهِ، وَاسْتِكْثَارُهُ عَمَلَهُ، وَتِسْيَانُهُ ذُنُوْبَهُ

Apabila iblis telah berjaya melakukan tiga perkara pada diri anak Adam, ia akan berkata: 'Aku tidak akan menuntutnya dengan perkara lain lagi'. Tiga perkara tersebut ialah dia ujub pada dirinya sendiri, dia merasa amalnya sudah banyak, dan dia melupakan dosa-dosanya.

'Ujub adalah punca kepada segala bencana dan fitnah bagi seorang hamba. Apabila seseorang itu dikuasai oleh 'ujub dengan mudah ia akan melakukan dosa-dosa lain yang disukai iblis sebagaimana diungkapkan oleh nabi Isa a.s:

Betapa banyak pelita yang dipadamkan oleh angin, dan betapa banyak ibadah yang dirosakkan oleh sifat 'ujub.

Amal soleh adalah sinar dan cahaya. Ia akan berubah menjadi mendung apabila ditiup oleh angin 'ujub walau pun hanya dengan sekali hembusan sahaja boleh menjerumuskan amalan seseorang kepada هبآءً مَّنْثُورًا.

Sumber: http://www.haluan.org.my/v3/index.php/berhati-hati-debu-berterbangan-dalam-kerja.html

"Ya Allah, terimalah amal ibadah kami. Suburkanlah sifat ikhlas dalam diri kami."